Liputan6.com, Bali - Tari cilinaya merupakan salah satu tarian tradisional khas Bali. Tarian ini menjadi salah satu kesenian yang mewarnai khazanah seni tari Bali.
Mengutip dari indonesiakaya.com, gagasan tarian ini terinspirasi dari ornamen cili. Cili merupakan salah satu ornamen khas dalam busana para penari tari cilinaya.
Kehadiran tari cilinaya di tengah masyarakat Bali menjadi sebuah bukti dari sedikit tari kreasi yang tetap bertahan hingga kini. Konon, tarian ini sudah ada sekitar 20 tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Tari cilinaya diciptakan oleh seorang maestro tari tradisional Bali, I Wayan Dibia. Ia menciptakan tarian ini pada 1986. Awalnya, tari cilinaya diciptakan untuk dipentaskan oleh Sekaa Gong Patra Kencana Singapadu, Gianyar.
Terkait ornamen cili, para penari biasanya menggunakan cili atau sehelai kain panjang dalam berbagai tarian. Dari sanalah gagasan tari cilinaya hadir.
Sehelai kain panjang itu memiliki ujung yang melancip dengan motif berwarna-warni. Cili kemudian menjadi bagian busana para penari yang melambangkan keceriaan dan kegembiraan. Hal itu sejalan dengan pesan utama dari tarian ini.
Dalam pementasannya, tari cilinaya menampilkan sekelompok gadis yang melenggak-lenggok gemulai. Tari ini menggambarkan keceriaan masa muda para gadis.
Berbeda dengan tarian khas Bali lainnya yang menonjolkan delik mata yang tajam, tari cilinaya dibawakan secara riang gembira dan penuh senyum. Tarian ini juga lebih menonjolkan sisi keanggunan gerakan dari para penarinya.
Hingga kini, tari cilinaya masih tetap eksis di lingkungan masyarakat Bali. Tarian ini terus dilestarikan dan diterima masyarakat sebagai salah satu kekayaan budaya yang harus dipertahankan.
Â
Penulis: Resla