Sukses

Relokasi PKL Usai, Bagaimana Moratorium Car Free Day Pengkolan Garut?

Jadi prinsipnya CFD tentu masyarakat gembira, mau olahraga, mau bersenang-senang, mau dengan keluarga dan sebagainya itu pasti banyak yang positifnya, tapi harus dipikirkan yaitu kemacetan.

Liputan6.com, Garut - Setelah sukses merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa mangkal di bilangan jalan Jenderal Ahmad Yani atau PKL Pengkolan Garut, Jawa Barat, masyarakat mulai menanyakan soal moratorium atau penghentian sementara berjualan momen Car Free Day Pengkolan Garut.

Pj Bupati Garut Barnas Adjidin menyatakan, hadirnya permintaan untuk kembali mengaktifkan jual-beli di kawasan Car Free Day (CFD) kawasan Pengkolan Garut, harus melalui kajian matang.

“Pengaktifan Car Free Day itu harus diskemakan dulu jangan sampai CFD mengganggu masyarakat,” ujar dia selepas relokasi PKL Pengkolan, Senin (5/8/2024).

Menurutnya, keinginan sebagian masyarakat untuk kembali mengaktifkan CFD bukan tanpa alasan, selain sebagai tempat hiburan masyarakat, kawasan CFD kerap digunakan sebagai lahan baru tempat usaha para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Jadi prinsipnya CFD tentu masyarakat gembira, mau olahraga, mau bersenang-senang, mau dengan keluarga dan sebagainya itu pasti banyak yang positifnya, tapi harus dipikirkan yaitu kemacetan, dan ini harus kita kerja sama dengan pihak kepolsiain dishub dan sebagainya,” kata dia mengingatkan.

Namun seiring meningkatnya kemacetan di Garut, Pemda Garut akhirnya melakukan moratorium CFD hingga waktu yang tidak ditentukan, sampai kondisi di kawasan perkotaan Garut, kembali bebas dari kemacetan.

Ihwal hadirnya CFD di kawasan baru Ibrahin Aji wilayah Rancabango Tarogong Garut, Barnas menilai, hal itu bakal segera mendapatkan perhatian pemda Garut, termasuk pelibatan pihak pemerintahan desa dan kelurahan sepanjang jalur itu.

“Infonya kelurahan di sana sudah buka lahan untuk berjualan nanti sebentar lagi di Ibrahim Adji tidak ada lagi pedagang PKL yang berjualan di pinggir jalan,” kata dia.