Sukses

Tari Opak Abang, Seni Tari Khas di Kabupaten Kendal

Sesuai namanya, tari opak abang merupakan sebuah pertunjukan drama tradisional (kethoprak) dengan iringan alat musik yang didominasi terbang. Kesenian ini berbasis drama tradisional.

Liputan6.com, Kendal - Tari opak abang merupakan kesenian tari yang berasal dari Desa Pasigitan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Tarian ini sebenarnya merupakan akronim dari kata kethoprak dan terbang.

Sesuai namanya, tari opak abang merupakan sebuah pertunjukan drama tradisional (kethoprak) dengan iringan alat musik yang didominasi terbang. Kesenian ini berbasis drama tradisional.

Adapun cerita yang ditampilkan berkutat pada cerita babad dan legenda. Namun, tak jarang juga menyajikan cerita rekaan yang berkubang pada persoalan humanistik. 

Mengutip dari jatengprov.go.id, budaya tari opak abang terus dilestarikan hingga kini. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan menggelar pertunjukan pentas seni opak abang dalam acara Santosa Balon Festival pada Juli 2024.

Pada 2023, tari opak abang telah ditetapkan oleh Kementerian Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Usai ditetapkan sebagi WBTB, tari opak abang kerap dipertunjukan dalam acara-acara yang digelar oleh Pemkab Kendal maupun acara pemerintah kecamatan.

Mundur jauh ke belakang, menurut penelitian berjudul Tapi Opak Abang sebagai Simbol Identitas Masyarakat Kabupaten Kendal yang ditulis Putri Novalita dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, tari opak abang sebelumnya telah diresmikan dan diakui oleh Pemkab Kendal sekitar 1970-an. Tari opak abang kemudian berkembang menjadi kesenian yang sekaligus jadi identitas Kabupaten Kendal.

Tari opak abang memiliki 23 motif gerak yang terjadi dari proses stimulasi, transformasi, dan unity. Keunikan dan ciri khas tarian ini kemudian menjadi identitas Kabupaten Kendal yang tak dimiliki daerah lainnya.

Pemerintah setempat bersama masyarakat juga terus berupaya untuk melestarikan tari opak abang. Hingga kini, tarian ini masih terus dilestarikan dari generasi ke generasi oleh masyarakat Kabupaten Kendal. Diharapkan, masyarakat bisa lebih tertarik dalam melestarikan budaya lokal, terutama para generasi muda di Kendal.

 

Penulis: Resla

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.