Liputan6.com, Malang - Kebakaran hutan dan lahan terjadi kawasan Gunung Bromo Semeru selama dua hari ini. Tercatat luas wilayah yang terdampak akibat peristiwa itu mencapai 1 hektar (ha) lahan yang hangus terbakar.
Septi Eka Wardhani, Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, mengatakan titik api kebakaran Bromo pertama kali terlihat pada Rabu (7/8/2024) sekitar pukul 16.17 di kawasan Blok Manden dekat Bukit Kedaluh yang masuk wilayah Gunung Pananjakan.Â
"Tim gabungan lalu bergerak menuju titik api untuk melakukan pemadaman," kata Septi, Kamis, 8 Agustus 2024.
Advertisement
Petugas BB TN BTS bersama tim Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jawa Timur dan Pasuruan dibantu TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan warga terjun memadamkan api.Â
Pemadaman dilakukan secara manual menggunakan gepyok, jet shooter (pompa punggung) dan mobil pemadam kebakaran. Upaya mereka membuahkan hasil, Rabu malam itu juga api dapat dipadamkan sekitar pukul 21.00.Â
"Tapi pada Kamis dini hari tadi terpantau api menyala lagi, menyebabkan kebakaran susulan," ujar Septi.
Tim gabungan kembali melakukan pemadaman dengan teknik seperti sebelumnya. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 09.15 tadi pagi. Tim lalu mop up, mencari dan memadamkan api kecil yang tersisa.
"Itu untuk memastikan tak ada kebakaran susulan. Dari hasil penghitungan, luas wilayah yang terbakar sekitar satu hektar," ucap Septi.
Dia menambahkan, BB TNBTS belum bisa memastikan penyebab kebakaran di Bromo tersebut. Petugas masih melakukan penyelidikan dan memantau area terdampak guna memastikan tak muncul titik api lagi.
Siaga di Pos Penjagaan
Septi mengatakan, para petugas BB TNBTS tetap siap siaga di pos-pos penjagaan. Agar mereka dapat kapan pun dan cepat bertindak bila muncul kejadian yang tidak diinginkan. Termasuk mereka yang bertugas di kantor - kantor wilayah masing - masing.
"Kami pastikan semua petugas selalu siap siaga," tutur dia.
BB TNBTS juga mengimbau pengunjung kawasan Bromo agar selalu berhati-hati dalam beraktivitas. Tidak bertindak dengan gegabah yang dapat memicu titik api. Sebab musim kemarau masih panjang dan hal kecil dapat memicu peristwa kebakaran.
"Kawasan Bromo Semeru masih sangat kering, rentan kebakaran. Semua harus ikut mencegah terjadinya kebakaran," tutur Septi.
Advertisement