Liputan6.com, Jakarta - Pada tanggal 9 Agustus 1945, kota Nagasaki di Jepang mengalami salah satu momen paling kelam dalam sejarah kemanusiaan. Ketika bom atom kedua, yang diberi nama Fat Man, dijatuhkan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.
Tindakan ini mengakibatkan kehancuran besar, korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya, dan dampak yang masih dirasakan hingga hari ini. Memperingati Hari Bom Nagasaki bukan hanya tentang mengingat tragedi tersebut, tetapi juga tentang merenungkan pelajaran kemanusiaan yang dapat diambil dari peristiwa ini.
Kota Nagasaki adalah salah satu pelabuhan terbesar di Jepang selatan dan juga merupakan kota besar pada masa perang karena banyaknya industri, termasuk pembuatan amunisi, kapal, dan peralatan militer serta senjata perang lainnya. Berbeda dengan kota-kota lain, Nagasaki tidak luput dari pengeboman yang diperintahkan oleh Kepala Staf pada tanggal 3 Juli, dan dibom sebanyak lima kali.
Advertisement
Baca Juga
Selama serangan tanggal 1 Agustus, beberapa bom kuat dijatuhkan di kota tersebut. Beberapa bom menghantam galangan kapal dan pelabuhan di selatan kota, dan beberapa bom menghantam Pabrik Baja dan Senjata Mitsubishi.
Berbeda dengan Hiroshima, hampir semua bangunan di Nagasaki bergaya Jepang lama, terbuat dari kayu atau berkerangka kayu dengan dinding kayu (dengan atau tanpa plaster), dan beratapkan tanah liat.
Banyak industri dan usaha kecil didirikan di bangunan kayu atau material lain yang tidak mampu menahan ledakan. Rakitan F-33 dipakai untuk menguji komponennya, dan F-31 dipakai untuk misi tanggal 9 Agustus.
Menjaga Perdamaian Dunia
Pada pukul 03.49 tanggal 9 Agustus 1945, Bockscar, diterbangkan oleh awak Sweeney, mengangkut Fat Man ke target utama (Kokura) dan target kedua (Nagasaki).
Hingga kini, peringatan bom Nagasaki tidak hanya mengenang tragedi tersebut, tetapi juga mengajarkan kita pelajaran penting tentang perdamaian, penghormatan, dan penggunaan kekuatan nuklir.
Tragedi di Nagasaki mengingatkan dunia akan kehancuran yang dapat diakibatkan oleh senjata nuklir. Dengan ribuan orang yang tewas dan keluarga yang terpisah, peristiwa ini membantu mendorong gerakan anti-nuklir dan perdamaian global.
Peringatan tahunan ini menjadi pengingat tentang urgensi untuk menjaga perdamaian dunia dan mencegah konflik berskala besar. Selain itu, memperingati peristiwa bom Nagasaki juga berfungsi sebagai penghormatan terhadap para korban dan keluarga mereka.
Melalui upacara, peringatan, dan kunjungan ke situs memorial, kita mengenang mereka yang kehilangan nyawa mereka secara mendalam.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement