Sukses

Mengenal Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia 9 Agustus

Untuk merayakan Hari Internasional Masyarakat Adat sedunia, PBB menggelar acara secara daring atau virtual pada Jumat (9/8/2024). Peringatan virtual ini mencakup segmen pembukaan dengan upacara tradisional, diikuti dengan pernyataan yang direkam sebelumnya dari Sekretaris Jenderal PBB dan pernyataan dari Ketua Forum Permanen tentang Masalah Pribumi.

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) atau International Day of the World's Indigenous Peoples diperingati setiap 9 Agustus. Peringatan ini merupakan hari spesial bagi masyarakat adat yang ditetapkan berdasarkan resolusi 49/214 pada 23 Desember 1994.

Mengutip dari laman Perserikatan Bangsa-Bangsa, 9 Agustus dipilih karena menandai pertemuan pertama Kelompok Kerja PBB untuk Penduduk Asli pada 1982. Tahun ini, Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia berfokus terhadap 'Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat dalam Isolasi Sukarela dan Kontak Awal'.

Masyarakat adat dalam isolasi sukarela dan kontak awal adalah pelindung hutan terbaik. Hak-hak kolektif mereka terhadap tanah dan wilayah akan dilindungi serta hutan akan tumbuh subur bersama dengan masyarakatnya.

Kelangsungan hidup masyarakat adat tak hanya penting bagi perlindungan planet kita, tapi juga untuk melindungi keberagaman budaya dan linguistik. Keberadaan masyarakat adat di dunia yang terisolasi secara sukarela dan kontak awal merupakan bukti dari permadani kemanusiaan yang kaya dan kompleks. Jika masyarakat adat lenyap, maka akan menjadi kerugian besar bagi dunia.

Untuk merayakan Hari Internasional Masyarakat Adat sedunia, PBB menggelar acara secara daring atau virtual pada Jumat (9/8/2024). Peringatan virtual ini mencakup segmen pembukaan dengan upacara tradisional, diikuti dengan pernyataan yang direkam sebelumnya dari Sekretaris Jenderal PBB dan pernyataan dari Ketua Forum Permanen tentang Masalah Pribumi.

Acara ini diisi diskusi dengan pembicara undangan. Mereka akan berbagi kemajuan tentang bagaimana hak-hak mereka dapat diakui dan dilindungi secara efektif.

Adapun di Indonesia, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menggelar sejumlah kegiatan di Nusa Tenggara Barat. Dikutip dari laman AMAN, Pengurus Wilayah AMAN NTB menggelar dialog di Taman Budaya Sasak Komunitas Adat Jelantik, Lombok Tengah, untuk merefleksi perjuangan hak-hak masyarakat adat.

Dialog tersebut bertujuan untuk memformulasikan langkah-langkah stategis dalam melindungi hak-hak masyarakat adat. Selain itu juga sebagai upaya menjaga tanah adat yang menjadi identitas masyarakat adat sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kegiatan tersebut juga akan dimeriahkan oleh penampilan seni tradisi dari Suku Sasak, seperti wayang sasak, musik tradisional cilokak, dan kesenian-kesenian tradisional lainnya. Perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia 2024 diharapkan dapat mempertahankan dan membela hak-hak masyarakat adat di berbagai wilayah.

 

Penulis: Resla