Liputan6.com, Jakarta - Target pemerintah untuk UMKM mengadopsi teknologi digital dalam bisnisnya, yaitu mencapai 30 juta pada tahun 2024. Namun seiring dengan semakin kompleksnya manajemen TI yang dihadapi oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), banyak yang menghadapi tantangan untuk menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan unik dan keterbatasan sumber daya mereka.
Hal tersebut dianggap dapat menjadi salah satu penghambat dalam mencapai target pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga
Arun Kumar, Direktur Regional - APAC ManageEngine, baru-baru ini menanggapi kekhawatiran ini, dengan menyoroti bagaimana sebuah penyedia jasa Solusi untuk TI tidak hanya cocok untuk UMKM, tetapi juga dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan spesifik mereka.
Advertisement
Arun mengakui kebutuhan UKM yang berbeda, dengan mencatat bahwa kompleksitas TI mereka sering kali lebih sederhana dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. “UMKM biasanya memiliki tim yang lebih kecil dan perangkat yang lebih sedikit,” jelasnya. “Untuk itu perlu sebuah solusi dari produk TI yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang lebih sederhana ini, termasuk banyak versi perangkat lunak yang gratis dan lebih ringan," kata Arun di Jakarta pada Kamis (8/8/2024).
Arun memberikan contoh dari salah satu fitur menonjol yang dimiliki ManageEngine, Perusahaan global yang menaunginya ini menyediakan beberpa produk gratis untuk UMKM.
"Untuk bisnis dengan kurang dari 50 komputer dan kurang dari dua personel TI, kami menyediakan akses gratis ke banyak produk kami," kata Arun. Versi gratis ini tidak disederhanakan atau dibatasi fungsinya, tetapi sepenuhnya mampu menangani kebutuhan manajemen TI dasar perusahaan yang lebih kecil," kata Arun
Selain produk gratis, ManageEngine juga menawarkan versi perangkat lunak yang lebih ringan yang ramah anggaran dan disesuaikan dengan kebutuhan UMKM. "UMKM tidak memerlukan solusi rumit yang dibutuhkan oleh perusahaan besar. Kami menawarkan versi yang lebih ringan dan lebih terjangkau yang dapat ditingkatkan seiring pertumbuhan bisnis," tambah Arun. Pendekatan ini memungkinkan UMKM untuk memulai dengan opsi gratis atau berbiaya rendah dan melakukan pemutakhiran seiring dengan perkembangan kebutuhan mereka.
Selanjutnya Arun merinci bagaimana seharusnya rangkaian produk solusi TI dapat memenuhi berbagai kebutuhan manajemen TI untuk UMKM. Misalnya, jika UMKM hanya memiliki 50 komputer, mereka dapat menggunakan alat yang menunjang manajemen aset dasar mereka. Ia mencontohkan ManageEngine yang dapat secara fleksibel mampu melacak perangkat, memantau versi perangkat keras, dan mengelola lisensi perangkat lunak.
"Bahkan dengan kebutuhan dasar seperti memantau beberapa server atau mengelola sejumlah kecil perangkat seluler, produk kami sangat cocok untuk menangani tugas-tugas ini secara efisien," katanya.
Bagi UMKM, menemukan solusi manajemen TI yang komprehensif dan hemat biaya dapat menjadi tantangan. Hal ini bisa menjadi peluang bagi penyedia solusi TI, dengan menciptakan produk jasa yang memiliki opsi fleksibel dan dapat diskalakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan bisnis yang lebih kecil. Dengan pertumbuhan UMKM yang meningkat dengan ditunjang oleh digitalisasi tentunya akan berimbas pada kepercayaan UMKM itu terhadap penyedia jasa solusi TI. Disatu sisi digitalisasi juga akan menjadi penunjang UMKM meningkatkan skala bisnis menjadi industri yang lebih besar.