Sukses

Ratusan Sopir Angkot di Kota Sukabumi Mogok Jalan, Minta Pembatasan Ojek Online

Para sopir angkutan kota (angkot) trayek Sukaraja-Pasar Pelita, Sukabumi melakukan aksi mogok jalan. Mereka menuntut pembatasan kendaraan online karena dinilai menurunkan pendapatan sopir angkot.

Liputan6.com, Sukabumi - Para sopir Angkutan kota (angkot) trayek 01 rute Terminal Sukaraja, Kabupaten Sukabumi - Pasar Pelita (Stasiun Timur) Kota Sukabumi, mendadak menurunkan penumpangnya di tengah perjalanan.

Mereka menurunkan penumpang di Jalan RA Kosasih, tepatnya di depan Living Plaza, Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi, pada Senin (12/8/2024). 

Salah seorang penumpang Eka Lesmana (40) mengaku kecewa lantaran dirinya tidak diantar sampai ke tujuan. Dia diturunkan di tengah perjalanan bersama penumpang lainnya.

"Saya dari Perum Bumi Raya Elok Sukaraja rencananya tujuan mau ke Dago Kota Sukabumi. Tapi tiba-tiba diturunkan di depan Living Plaza. Kan enggak enak ya belum sampai tujuan tapi udah diturunkan. Kecewa sih,” kata Eka. 

Dia menyebut, untuk beraktivitas sehari-hari dia lebih sering menggunakan angkot, dan baru kali ini dipaksa turun oleh sopir.

Diturunkannya para penumpang ini merupakan aksi protes dari para sopir angkot. Mereka mengeluhkan keberadaan aplikasi ojek online yang kian membuat sopir angkot kekurangan pendapatan.

 

2 dari 2 halaman

Sopir Angkot Minta Pemerintah Buat Aturan Pembatasan Ojek Online

Ketua angkot trayek 01 jurusan Terminal Sukaraja - Stasiun Timur Kota Sukabumi, Ridwan (38) mengatakan, dalam aksi tersebut ada sekitar 270 angkot trayek 01 mogok beroperasi secara serentak pada Senin (12/8/2024). 

"Aplikasi membludak teuing (terlalu membludak). Secara tidak langsung memangkas (pendapatan)," ujar Ridwan. 

Pihaknya meminta Pemerintah Kota Sukabumi untuk membuat aturan mengenai pembatasan jam operasional ojek online. Dirinya mengungkapkan, saat ini pendapatan sopir angkot trayek 01 menurun drastis, dari sebelumnya Rp350 ribu per hari menjadi Rp150 per hari

"Tapi kan kita namanya perkembangan jaman tolong lah kalau masih mau mengikuti jaman tapi aturannya diikuti. Ada pembatasan waktu lah," ujarnya. 

"Pendapatan anjlok Sukaraja mah, jadi pendapatan Rp150 ribu kotor. Buat bensin, belum setor. Dulu mah masih tinggi masih kisaran angka Rp350 ribu itu ongkos belum Rp6.000 masih Rp4.000," sambung dia.

Menanggapi protes sopir angkot, Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Imran Wardhani menerangkan, pihaknya telah menampung keluhan sopir angkot tersebut. 

Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk membahasnya.

“Sementara kita tampung kita akan mencoba komunikasi dengan aplikator. Kita coba sampaikan aspirasi mereka seperti itu. Nanti kita juga akan melakukan rapat lanjutan dengan pihak terkait," singkat Imran.