Liputan6.com, Yogyakarta - Tak hanya dikenal sebagai Presiden pertama Indonesia, Soekarno atau Bung Karno juga dikenal sebagai arsitek. Sudah banyak bangunan bersejarah di Indonesia yang lahir berkat inisiasinya.
Mengutip dari kemenparekraf.go.id, Bung Karno merupakan insinyur muda lulusan Technische Hogeschool (sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB)). Setelah lulus, Bung Karno bersama temannya mendirikan biro arsitek dan memulai karier sebagai arsitek.
Selama menjadi arsitek, Bung Karno telah membangun banyak bangunan rumah tinggal di Kota Bandung, Jawa Barat. Bung Karno juga menjadi inisiator dan berkontribusi dalam pembangunan berbagai bangunan bersejarah di Indonesia. Apa saja?
Advertisement
Baca Juga
1. Gedung Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (GKPRI)
Bung Karno terlibat dalam pembangunan Gedung Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (GKPRI). Bangunan ini berdiri kokoh di Jalan Lengkong, Bandung, Jawa Barat.
Bersama rekannya, Ir. Roosseno, Soekarno pun membangun GKPRI pada 1940. Saat ini, sebagian bangunan GKPRI dialihfungsikan menjadi Hotel Lengkong dengan tetap mempertahankan keaslian bangunannya, salah satunya mempertahankan pilar-pilar penyangga yang berukuran besar.
2. Grand Hotel Preanger
Grand Hotel Preanger merupakan hotel berbintang yang berlokasi di Jalan Naripan dan Jalan Tamblong. Lokasinya sangat dekat dengan titik Nol Kilometer Kota Bandung
Konon, hotel ini awalnya merupakan toko roti yang mengalami kebangkrutan pada 1897. Akhirnya, seorang Belanda bernama W.H.C Van Deeterkom mengubah toko roti tersebut menjadi Hotel Thiem.
Pada 1920, Hotel Thiem berganti nama menjadi Grand Hotel Preanger dan direnovasi pada 1929. Bung Karno terlibat langsung dalam membantu proses renovasi tersebut bersama gurunya, C.P. Wolff Schoemaker.Â
3. Masjid Istiqlal
Bung Karno bersama Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta, memiliki andil besar dalam pembangunan Masjid Istiqlal. Masjid yang berlokasi di Jakarta Pusat ini cukup populer sebagai salah satu destinasi wisata religi umat muslim hingga kini.
Pembangunan masjid ini dieksekusi ldengan baik oleh arsitek kebanggaan Indonesia, Friedrich Silaban. Selain megah, bangunan ini juga istimewa karena sepenuhnya menggunakan besi stainless sebagai bahan bangunan.
Bahan tersebut membuat bangunan Masjid Istiqlal tetap kokoh dan bisa bertahan hingga 3.000 tahun, sesuai harapan Bung Karno. Bung Karno juga menjadi sosok yang mencetuskan nama Istiqlal yang berarti Merdeka atau Kemerdekaan.
Patung Dirgantara
4. Patung Dirgantara
Patung Dirgantara atau Patung Pancoran yang selalu terlihat saat melintasi kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, menjadi patung yang sangat ikonik. Keberadaan patung laki-laki berotot kekar dengan tangan terulur ke depan ini berkaitan erat debgan visi Soekarno mengenai dunia kedirgantaraan Indonesia.
Sebagai inisiator, Bung Karno meminta tolong pematung andal asli Yogyakarta, Edhi Sunarso, untuk membuat Patung Dirgantara. Hal itu sebagai bentuk penghormatan kepada penerbang Indonesia.
Setelah melalui proses pembuatan selama 1964 hingga 1965, patung ini pun resmi selesai dibuat. Sebagai bentuk keseriusan, kabarnya seluruh biaya pembuatan patung berasal dari kantong pribadi Bung Karno.
5. Patung Selamat Datang
Tak hanya Patung Dirgantara, Bung Karno juga terlibat dalam pembangunan Patung Selamat Datang. Patung yang berada di tengah Bundaran Hotel Indonesia (HI), Menteng, Jakarta Pusat ini menggambarkan pria dan wanita yang sedang melambaikan tangan.
Sesuai namanya, pose itu layaknya sedang menyambut siapa saja yang datang ke Jakarta. Pembangunan patung ini bertujuan untuk menyambut peserta Asian Games ke-IV di Jakarta pada 1962.
Saat itu, Bung Karno meminta dibuatkan patung yang menggambarkan keterbukaan bangsa Indonesia dalam menyambut para atlet dari berbagai negara. Dari sanalah lahir Patung Selamat Datang.
6. Rumah Lenawati
Rumah Lenawati merupakan salah satu bukti kecintaan Bung Karno terhadap subsektor arsitektur Indonesia. Nama Lenawati berasal dari nama si pemilik rumah.
Adapun kepemilikan rumah bersejarah ini dimulai sejak orang tua Lenawati membeli rumah-rumah karya Ir. Soekarno secara langsung pada 1970. Meski sudah berdiri lebih dari 50 tahun, rumah asli tersebut masih berdiri kokoh.
Hingga saat ini, pemilik rumah masih menjaga keaslian bangunan tersebut. Bahkan, pemilik rumah tidak berniat menjual bangunan yang terlahir dari tangan Bung Karno itu karena memiliki nilai sejarah tinggi.
Â
Penulis: Resla
Advertisement