Sukses

Kumandang Lagu Kebangsaan di Jalan-Jalan Utama Kota Bandung

Aksi 'Tiga Menit Untuk Indonesia' pertama kali di gelar pada 2021, salah satunya di perempatan Jalan Aceh.

Liputan6.com, Bandung - Lagu kebangsaan Indonesia Raya tidak hanya berkumandang di lapangan-lapangan upacara, tapi juga di berbagai jalan utama di Kota Bandung pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Lagu Indonesia Raya itu serentak diputar lewat pengeras suara traffic light tepat pada saat pengibaran bendera merah putih pukul 10.00 WIB. Pemutaran lagu kebangsaan dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung, kegiatan ditajuki "Tiga Menit untuk Indonesia".

Para pengendara di jalanan pun diminta untuk menghentikan aktivitas dan bersama-sama memberikan penghormatan kepada negara dengan penuh rasa cinta tanah air.

Lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan di sejumlah titik strategis di kota Bandung, di antaranya Simpang Lima, Persimpangan Cikapayang, Persimpangan Paskal, Persimpangan Telkom, dan Persimpangan Samsat.

"Pengumandangan lagu Indonesia Raya ini dilakukan secara serentak, dan diharapkan menjadi momen kebanggaan nasional. Acara ini mendapatkan antusias masyarakat Kota Bandung," kata Operator ATCS Dinas Perhubungan Kota Bandung, Abdullah Putra Gandara.

“Lagu Indonesia Raya dikumandangkan melalui speaker yang ada di traffic light yang sudah direkam terlebih dahulu untuk menghindari noise,” imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cikapayang dan Simpang Lima

Perempatan Cikapayang, Taman Dago, menjadi salah satu titik kumpul kegiatan 3 Menit untuk Indonesia.

Ketika lagu berkumandang, para pengendara di jalan tersebut pun berhenti turun dari kendaraannya. Terlebih sejumlah petugas turut merangsek ke tengah jalan.

Suasana terlihat khidmat terlebih ketika bendera Indonesia berukuran raksasa dikibarkan, menjuntai dari atas Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja atau Flyover Pasopati.

Pengibaran bendera besar itu dilakukan 4 personel Mako Pusat Dinas Kebakaran dan Penanggulanan Bencana Kota. Titik pusat lainnya adalah Simpang Lima Jalan Asia Afrika. Pemandangan persis pun terlihat di salah satu jalan Utama tersebut.

Merujuk siaran Diskominfo Kota Bandung, aksi 'Tiga Menit Untuk Indonesia' pertama kali di gelar pada 2021, salah satunya di perempatan Jalan Aceh. Kala itu, aktivitas ini digelar di tengah pandemi Covid-19.

Selanjutnya pada 2022, "Tiga Menit untuk Indonesia" kembali digelar. Kali ini, salah satu spot yang cukup ramai adalah di Simpang Lima Asia Afrika dan juga persimpangan Cikapayang, Dago.

Meski masih berada dalam terpaan pandemi, edisi 2022 ini bisa dibilang lebih meriah, karena aktivitas sosial di Kota Bandung telah dilonggarkan.

Sedangkan pada 2023, "Tiga Menit untuk Indonesia" kembali digelar di dua spot tadi: Simpang Lima dan Persimpangan Cikapayang Dago. Baru pada edisi ini, "Tiga Menit Untuk Indonesia" diikuti lebih banyak lagi peserta.

 

3 dari 3 halaman

Gasibu dan Balkot

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan upacara Pengibaran Bendera Negara Sang Merah Putih itu di Lapangan Gasibu. PJ Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menjadi inspektur upacara. Tahun ini peringatan kemerdekaan mengusung tema "Nusantara Baru Indonesia Maju".

"Nusantara baru mencerminkan tekad kita untuk membangun Indonesia yang lebih inklusif, berdaya saing tinggi, dan berlandaskan nilai-nilai kebinekaan yang kita junjung tinggi," ujar Bey.

Ia menjelaskan, Nusantara baru jika dikaitkan dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jabar memiliki makna agar setiap pembangunan yang dilakukan di 27 kabupaten/kota harus menghadirkan unsur berkelanjutan dengan tetap menjungjung semangat kolaborasi dan inovasi.

"Kita harus terus menjaga semangat gotong royong, saling menghormati, dan menghargai perbedaan sebagai kekuatan kita bersama," kata Bey.

Sedangkan Pemerintah Kota Bandung menggelar upacara di Plaza Balai Kota. Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, bertindak sebagai inspektur upacara.

Dalam keterangan persnya, Bambang mengatakan, peringatan ini harus menjadi momentum menguatkan optimisme dan gotong-royong.

"Optimisme ini pernah kita buktikan saat menghadapi berbagai tantangan seperti pada peristiwa Bandung Lautan Api 1946, memperjuangkan hak-hak negara yang terjajah pada Konferensi Asia Afrika 1955 dan menuntaskan pandemi Covid 19 beberapa waktu lalu," katanya.

Bambang menyebut optimisme ini juga bisa membuat pertumbuhan ekonomi Kota Bandung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.