Sukses

Simak, Begini Bahaya Mengonsumsi Makanan Mengandung Garam Berlebih

Volume darah yang lebih tinggi ini memberikan tekanan lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi makanan asin merupakan kebiasaan yang banyak ditemukan di berbagai belahan dunia. Rasa asin yang dihasilkan dari garam membuat makanan terasa lebih nikmat dan menggugah selera.

Namun, di balik kenikmatannya, konsumsi garam berlebih dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa asupan garam yang tinggi berhubungan erat dengan berbagai penyakit serius yang dapat mengancam nyawa.

Salah satu bahaya utama dari konsumsi garam yang berlebihan adalah peningkatan tekanan darah. Garam menyebabkan tubuh menahan cairan, yang pada gilirannya meningkatkan volume darah dalam pembuluh darah.

Volume darah yang lebih tinggi ini memberikan tekanan lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Dengan demikian, mengurangi asupan garam dapat menjadi langkah penting dalam mencegah kondisi-kondisi ini. Selain itu, konsumsi garam yang berlebihan juga dapat merusak fungsi ginjal.

Ginjal berfungsi menyaring darah dan mengeluarkan kelebihan garam serta cairan dari tubuh. Ketika kita mengonsumsi terlalu banyak garam, ginjal dipaksa bekerja lebih keras untuk mengeluarkan garam berlebih.

Seiring waktu, beban kerja yang berlebihan ini dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, mengurangi fungsi ginjal, dan meningkatkan risiko gagal ginjal. Selain itu, garam juga dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal, yang menimbulkan rasa sakit dan masalah kesehatan lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Makanan Olahan dan Cepat Saji

Tidak hanya itu, garam yang berlebihan juga berdampak pada kesehatan tulang. Konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan lebih banyak kalsium melalui urine.

Kekurangan kalsium ini dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko osteoporosis, terutama pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Oleh karena itu, menjaga asupan garam dalam batas yang wajar juga penting untuk menjaga kesehatan tulang.

Efek negatif lainnya dari konsumsi garam berlebihan adalah meningkatnya risiko obesitas. Meskipun garam tidak mengandung kalori, konsumsi makanan asin dapat memicu rasa lapar dan mendorong seseorang untuk makan lebih banyak.

Selain itu, garam juga sering ditemukan dalam makanan olahan dan cepat saji yang tinggi kalori dan lemak. Kombinasi ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang berlebihan dan obesitas, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Untuk menghindari berbagai dampak negatif ini, penting bagi kita untuk membatasi asupan garam dalam makanan sehari-hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar orang dewasa mengonsumsi kurang dari 5 gram garam per hari, atau setara dengan sekitar satu sendok teh.

Mengurangi konsumsi makanan olahan dan cepat saji, serta menggunakan rempah-rempah lain untuk memberi rasa pada makanan, adalah langkah-langkah yang dapat membantu kita menjaga asupan garam tetap rendah. Dengan demikian, kita dapat melindungi diri kita dari berbagai penyakit berbahaya dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.