Sukses

Davina Veronica Perkenalkan Keanekaragaman Hayati Lampung Kepada Siswa Sekolah Dasar

Memperkenalkan keanekaragaman hayati kepada anak-anak sekolah dasar (SD) sangat penting untuk membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Liputan6.com, Lampung - Keanekaragaman hayati mencakup berbagai jenis makhluk hidup di bumi, termasuk tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, serta interaksi di antara mereka. Memperkenalkan konsep ini kepada anak-anak sekolah dasar (SD) sangat penting untuk membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Terlebih kondisi satwa hutan yang terancam punah menjadikan anak-anak khawatir. Perihal ini diketahui ketika puluhan siswa SD di Bandar Lampung itu mengikuti edukasi "Mari Lestarikan Keanekaragaman Hayati Lampung", yang berlangsung di Perpustakaan Daerah Lampung, Senin (19/8/2024) siang.

Davina Veronica Hariadi seorang aktris dan juga aktivis lingkungan itu menyampaikan bahwa kondisi satwa liar di hutan saat ini sudah mulai terancam punah. 

"Mulai dari orang utan, gajah, badak, hingga Harimau kini mulai terancam kelestariannya karena alih fungsi hutan dan maraknya perburuan liar," kata Davina. 

Kecemasan itu muncul dari pertanyaan sejumlah siswa yang datang. Mereka mempertanyakan mengapa orang utan dikatakan terancam punah. 

"Kak Davina, kenapa hewan orang utan Sumatera terancam punah di dalam hutan," tanya seorang siswa. 

Davina menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan satwa liar bernama latin Pongo Abelii itu keberadaannya mulai langka ditemukan di alam liar.

"Pertama, alih fungsi hutan yang sebelumnya menjadi tempat tinggal orang utan kini malah dijadikan sebagai lahan perkebunan atau pertanian oleh manusia," ungkapnya.

Selain itu, kata dia, perburuan liar juga sangat mengancam kelangsungan hidup orang utan. 

Pernyataan itu pun membuat sejumlah siswa tampak sedih terlebih setelah melihat kondisi hutan saat ini melalui video yang ditampilkan oleh Davina terkait dengan perusakan hutan dan akibatnya bagi satwa liar.

Fakta pahit lain juga disampaikan Davina, soal jumlah harimau sumatera yang saat ini tercatat paling banyak hanya 500 ekor di alam liar. 

Kemudian, Davina yang juga honorary advisor FLIGHT: Protecting Indonesia's Birds menilai bahwa kawasan hutan di Lampung sangat penting tak hanya menjadi daerah penyangga kehidupan masyarakat, tetapi juga menjadi rumah bagi jutaan satwa liar lainya.

"Termasuk sekitar 200 ribu burung sitaan yang telah dilepasliarkan dalam lima tahun terakhir," sebutnya.

Davina meminta agar hutan di Lampung dilestarikan agar bisa memberi manfaat bagi manusia dan satwa liar. Ia pun berharap generasi mendatang memiliki kecintaan dan kepedulian untuk melestarikan hutan dan satwa liar.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah mengatakan, bahwa hutan di Lampung mencakup sekitar 948 ribu hektar atau 28,4 persen dari luas daratan provinsi ini. 

Dari jumlah tersebut, 56 persen dikelola oleh pemerintah provinsi, termasuk hutan lindung, hutan produksi, dan Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdurrahman.

"Dari luas total hutan tersebut, sekitar 480 ribu hektare berada di bawah pengelolaan provinsi, sementara 14 persen sisanya adalah kawasan alami yang menjadi habitat penting bagi satwa liar," kata dia.

Ruchyansyah juga menekankan pentingnya pendidikan lingkungan untuk menghadapi tantangan degradasi hutan. 

"Walaupun kita tidak dapat mengembalikan hutan ke kondisi aslinya, kita harus terus berupaya menjaga fungsi ekosistem yang seimbang. Sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat, khususnya anak-anak dan petani, sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara manusia dan alam," pungkasnya.