Sukses

Sosok Ikonis Raminten Digarap Jadi Film Layar Lebar

Sosok Raminten menginspirasi sutradara Nia Dinata, sosok yang sebelumnya menggarap film The World Without

Liputan6.com, Yogyakarta - Raminten merupakan salah satu sosok ikonis wisata Yogyakarta yang cukup populer. Aneka ragam anak usahnya tersebar, mulai dari Hamzah batik, Raminten Cabaret Show, hingga restoran The House of Raminten ramai digandrungi oleh turis lokal maupun internasional.

Aneka usaha Raminten dirintis oleh K.M.T. Tanoyo Hamijinindyo atau Hamzah Sulaeman pada 1979. Nama Raminten diambil dari karakter yang diperankan Hamzah Sulaeman dalam acara komedi di sebuah stasiun televisi lokal.

Raminten tampil sebagai tokoh asal Jawa berkebaya tradisional lengkap dengan kain batik dan sanggul lengkap dengan kacamata khasnya kini menjadi sosok ikonis Yogyakarta, bahkan sebagai sosok yang inspiratif. Sosok Raminten menginspirasi sutradara Nia Dinata, sosok yang sebelumnya menggarap film The World Without.

Ia mengangkat sosok ikonis Raminten menjadi film dokumenter di bawah naungan Kalyana Shira Films. Film dokumenter ini akan mengupas tentang warna-warni dunia Raminten, memotret perjalanan sang pendiri dalam membina dan membesarkan Raminten.

Tentunya, tidak hanya sebagai sebuah bisnis, tetapi juga sebagai ‘keluarga pilihan', termasuk karyawan, penampil pertunjukan, serta keluarga dan para sahabat. Hamzah membangun Raminten sebagai ruang aman untuk berekspresi khususnya lewat pertunjukan Raminten cabaret.

Nia Dinata mengungkapkan ide pembuatan film dokumenter sudah tercetus sejak lama. Ia mengaku melihat Raminten sebagai hal yang luar biasa dan menjadi bagian upaya menghidupkan budaya Yogyakarta.

"Dengan tokoh alter ego Raminten, sosok ini membawa kebaikan yang luar biasa, ketulusan serta inklusivitas,” kata Nia pada Senin (19/08/2024) di Yogyakarta.

Menurut Nia, film dokumenter ini akan menampilkan banyak detail dengan lebih leluasa. Tak sendirian, Nia juga menggandeng Melissa Karim dan Dena Rachma.

Film dokumenter Raminten ini akan menjadi project layar lebar pertama mereka. Dena Rachman mengaku bersemangat dengan sosok Hamzah Sulaeman yang menginspirasi.

“Buat kami pribadi dan fakta bahwa Raminten dengan segala warna-warninya enar-benar menarik untuk diceritakan,” kata Dena.

Pembuatan film dokumenter Raminten telah dimulai sejak April 2024. Sementara itu, proses pengambilan gambar dimulai pada Juli 2024.

Film dokumenter ini diharapkan akan rampung pada akhir 2024. Selain mendokumentasikan sosok ikonis Raminten, film juga ingin mempromosikan Yogyakarta yang kaya akan budaya Jawa, sekaligus seni modern kontemporer.

Film ini juga mengangkat pesan moral bahwa nilai-nilai kebaikan memiliki dampak nyata terhadap hidup orang banyak tanpa memandang perbedaan.