Sukses

Kehadiran Mensos Risma Jadi Pengobat Hati Orang Rimba di Jambi

Kedatangan Mensos Tri Rismaharini bertepatan ketika kelompok Orang Rimba atau SAD dari Tumenggung Ngalembo dan Nyenong ketika sedang melangun, sebuah tradisi menghilangkan kesedihan akibat anggota keluarganya meninggal dunia.

Liputan6.com, Jambi - Tawa riuh dan riang gembira belasan anak-anak Orang Rimba atau yang biasa dikenal Suku Anak Dalam (SAD) pecah ketika Menteri Sosial Tri Rismaharini tiba di lokasi melangun SAD kelompok Ngalembo di Desa Hajran, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batanghari, Jambi, Selasa (20/8/2024).

Jalan di kebun kelapa sawit mendadak jadi tempat bermain dan penyambutan rombongan Tri Rismaharini. Atribut merah putih semakin menambah suasana hari kemerdekaan. 

Sudung--pondok terpal semi permanen dengan alasan tikar tegak di antara pohon sawit. Induk, sebutan ibu-ibu SAD sedikit menjauh dari keramaian. Mereka berkelompok di balik pohon kelapa sawit.

Sembari mengibarkan bendera merah putih plastik kecil, anak-anak bernyanyi "sayang ibu menteri" menyambut kedatangan rombongan. Setibanya di lokasi Menteri Risma langsung disalami para tumenggung yang sedari pagi sudah menunggu.

"Sehat pak? Dulu kita pernah bertemu kan," kata Risma kepada Tumenggung Ngalembo.

Menteri Sosial Risma bukan kali pertama berkunjung ke komunitas adat terpencil Suku Anak Dalam. Bagi Ngalembo, kedatangan Risma kali ini membawa kesan tersendiri. 

Ngalembo mengatakan, kedatangan Risma menambah semangat bagi mereka di tengah kesedihan yang tengah mendera anggota kelompok Ngalembo. "Kami di sini sedang melangun, karena anggota kami baru saja ada yang meninggal," kata Ngalembo. 

Melangun adalah tradisi Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD). Tradisi ini biasanya mereka lakukan untuk menghilangkan kesedihan dan duka mendalam ketika ada anggota keluarga meninggal dunia. 

Mereka akan berpindah tempat tinggal dalam jangka yang tidak ditentukan. Bahkan, melangun bisa mereka lakukan sampai satu tahun lamanya. Perkakas yang dibawa saat menjalani tradisi ini berupa parang, beberapa helai kain, dan peralatan memasak. 

Baru dua pekan, Tumenggung Ngalembo bersama anggota kelompoknya yang berjumlah 50 KK menjalan tradisi melangun. Ngalembo baru saja ditimpa kemalangan, ibunya dan dua anggota kelompoknya meninggal dunia di Sungai Terap. 

Dua anggota keluarganya itu meninggal karena sakit dan tidak tertangani medis, sementara satu anggota meninggal disambar petir.

"Kami senang ibu Mensos bisa datang lagi ke sini. Kami tidak sedih lagi," ujar Ngalembo yang sudah sedikit fasih berbahasa Indonesia. 

Ngalembo berharap kedatangan Mensos Risma bisa mendatangkan harapan baru untuk kehidupan SAD pada masa mendatang, khususnya dalam pencarian sumber ekonomi. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Salurkan Bansos, Mensos Menempuh Perjalanan Medan Berat

Menteri Sosial Tri Rismaharini, menempuh perjalanan menantang untuk menyalurkan bantuan untuk Suku Anak Dalam (SAD) yang mendiami pedalaman hutan Desa Hajran, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

Mensos Risma mengunjungi dua lokasi yang menjadi tempat tinggal sementara warga Suku Anak Dalam. Lokasi pertama berada di perkebunan kelapa sawit milik perusahaan. Sedangkan lokasi kedua berada di kawasan hutan.

Perjalanan dimulai dari Simpang Koto Boyo di Jalan Lintas Muara Tembesi – Sarolangun. Rombongan Mensos Risma harus menempuh perjalanan selama dua jam untuk mencapai lokasi pertama.

Medan yang dilalui cukup berat dengan jalan yang belum beraspal dan berdebu, serta turunan curam dan tanjakan tajam di beberapa titik. Kecepatan kendaraan harus dibatasi hingga 30 kilometer /jam karena kondisi jalan yang rusak, dan hanya kendaraan tinggi yang mampu melewati rute ini.

Mensos Risma mengakui bahwa penyaluran bantuan kepada SAD menghadapi tantangan yang tidak mudah. Selain medan yang sulit, pola hidup mer3ka yang sering berpindah tempat menjadi hambatan tersendiri.

"Kemarin, kami kesulitan menemukan saudara-saudara kami Suku Anak Dalam. Dari pagi hingga sore, baru bisa bertemu," ungkap Mensos Risma, menceritakan pengalaman staf Kementerian Sosial saat mencari warga Suku Anak Dalam di kawasan Kabupaten Batanghari. 

Menurut mantan Walikota Surabaya, bantuan sosial itu harus segera disalurkan mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu menyulitkan warga Suku Anak Dalam mendapatkan bahan makanan.

Selain menyalurkan bantuan, Mensos Risma berupaya membujuk warga Suku Anak Dalam untuk melakukan perekaman data, meskipun tetap menghormati kearifan lokal yang melarang pengambilan foto terhadap wanita. Proses perekaman ini akan melibatkan kerja sama antara pemerintah daerah dan Kementerian Sosial.

"Kami memiliki kelompok yang sebagian besar anggotanya sudah memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), meskipun masih ada yang belum. Jadi, belum 100 persen tercakup," ujar Tumenggung Ngalembo.

Mensos Risma bertemu dengan beberapa kelompok di dua lokasi yang berbeda. Di lokasi pertama, Mensos bertemu dengan Tumenggung Ngalembo, Tumenggung Ngalembu, dan Tumenggung Jelitai. Di lokasi kedua, Mensos Risma bertemu dan berdialog dengan Tumenggung Nyenong, Tumenggung Minang, dan Tumenggung Ngirang.

Dalam kunjungannya itu, Kementerian Sosial memberikan berbagai macam bantuan kepada warga Suku Anak Dalam, termasuk 270 unit terpal, 125 unit tikar, 250 lembar kasur, 500 lembar selimut, 135 unit tenda keluarga portabel, dan 1 unit tenda dome/tenda induk.

Bantuan sandang juga disalurkan, seperti sarung untuk laki-laki dan perempuan, pakaian dalam, handuk, pakaian anak, serta pakaian dewasa. Selain itu, bantuan sembako, alat kebersihan diri, alat permainan edukatif dan nutrisi anak, serta alat olahraga juga diberikan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini