Liputan6.com, Jakarta - Derita berkepanjangan dialami warga di kaki gunung Lewotobi Laki-laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ribuan atap rumah warga di sejumlah desa di Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang rusak akibat erupsi gunung yang tak kunjung henti.
Advertisement
Baca Juga
Selain rusaknya atap rumah, warga juga dihantui ancaman banjir lahar dingin dari gunung Lewotobi Laki-laki.
Kerusakan atap rumah itu dialami warga desa Hokeng Jaya, Dulipali, Pululera, Klatanlo, Boru, Nawokote, Boru Kedang, Nileknoheng, serta wilayah lainnya yang radiusnya tak jauh dari gunung Lewotobi Laki-laki.
Data kerusakan sementara yang dihimpun, terdapat 1.767 rumah warga mulai rusak dilanda hujan abu.
Angka sementara ini kemungkinan bertambah, lantaran baru tercatat di Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Pululera, Dulipali, dan Boru, Flores Timur. Sementara data dari desa lainnya masih dalam proses perhitungan.
Rinciannya, Desa Hokeng Jaya dengan jumlah penduduk 1.570 jiwa menempati 326 unit rumah, Desa Dulipali 618 jiwa menempati 182 rumah, Desa Pululera 1.530 jiwa menempati 337 rumah, Desa Klatanlo 1.129 jiwa menempati 237 rumah, dan Desa Boru 2.819 jiwa menempati 685 rumah.
Â
Simak Video Pilihan ini:
Terus Menerus Erupsi
Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda Kurang, menyebutkan pihaknya mulai turun ke rumah warga untuk melakukan pendataan sejak bulan Juni 2024 atau beberapa bulan usai warga kembali dari lokasi pengungsian.
"Kita sudah informasikan secara lisan dan data dari Klatanlo sudah kirim ke Camat," katanya.
Dia mengimbau warganya agar tidak mengganti atap rumahnya lantaran Gunung Lewotobi Laki-laki masih terus mengalami erupsi dengan status Level III (Siaga).
"Ada yang sudah ganti, tapi ini kan sia-sia, abu masih turun. Ganti baru, tidak lama rusak lagi, tunggu sampai keadaan pulih dulu," katanya.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, dalam laporan harian mencatat erupsi mencapai empat bahkan tujuh kali sehari.
Advertisement