Liputan6.com, Bandung - Aktivis 1998 dan politikus Wanda Hamidah baru-baru ini membagikan pengumuman yang mengejutkan. Pasalnya Wanda memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Partai Golkar setelah bergabung dengan partai tersebut dua tahun yang lalu.
Kabar tersebut dibagikan langsung oleh Wanda melalui media sosial resminya pada Rabu (21/8/2024). Diketahui Wanda membagikan kabar tersebut bersamaan dengan unggahan foto “Peringatan Darurat”.
“Saya keluar dari Golkar. Saya tidak ingin berada di sisi sejarah yang salah. Saya terlalu mencintai negara saya. INDONESIA TIDAK UNTUK DIJUAL. Panjang umur perlawanan!,” tulisnya @wanda_hamidah.
Advertisement
Selain itu pada unggahan terpisah Wanda juga mengunggah sebuah video dengan “Peringatan Darurat” dengan caption yang cukup panjang. Melalui caption tersebut Wanda mengungkapkan rasa kecewa yang dirasakannya.
“Darurat. Ini bukan soal siapa yang bisa atau nggak bisa maju Pilkada. Bahkan bukan hanya soal pilkada. Juga bukan soal MK versus DPR atau siapa saja. Ini soal kesewenang-wenangan yang semakin telanjang dipertontonkan oleh para pembangkang konstitusi,” tulisnya.
Melansir dari Antara Wanda Hamidah menuturkan bahwa keputusannya keluar karena kulminasi kekecewaan yang ia rasakan. Menurutnya ada rangkaian peristiwa politik yang berseberangan dengan prinsip dan nuraninya sehingga memutuskan keluar dari partai.
Wanda diketahui telah memberikan surat pengunduran diri sebagai kader Golkar terhitung sejak Rabu (21/8/2024). Surat tersebut diberikan oleh Wanda ke DPP untuk menandakan keseriusannya keluar.
“Per hari ini sudah dilayangkan dalam bentuk surat ke DPP,” ucapnya.
Ungkapkan Rasa Kecewa
Melalui unggahan yang dibagikannya di media sosial, Wanda menuturkan adanya rangkaian peristiwa politik yang membuatnya kecewa baik kepada Golkar dan partai politik di Indonesia.
Rangkaian peristiwa tersebut mencakup banyak hal mulai dari peran partai politik yang meloloskan undang-undang kontroversial yang menurutnya tidak berpihak kepada rakyat dan pemerintahan yang bersih.
Wanda juga menyebutkan rasa kecewanya pada peristiwa politik ketika kontestasi Pilpres 2024. Menurutnya Pilpres 2024 melalui proses yang menggunakan cara-cara yang kurang patut dan selama tahapan Pilkada ia menilai betapa rentannya partai-partai dikooptasi kepentingan elite tertentu.
Perempuan berusia 46 tahun itu juga menyimpulkan bahwa situasi politik saat ini sudah tidak sehat. Sehingga tidak sejalan dengan prinsip-prinsip dan semangat Reformasi 1998 yang pernah ia alami
“Saya pun memantapkan diri. Saya melihat perkembangan 2 tahun terakhir, dan saya memutuskan untuk tidak menjadi bagian dar partai politik yang mendukung oligarki dan mengembalikan Indonesia persis ke masa Orde Baru,” ucapnya mengutip dari Antara.
Selain itu saat ini Wanda menyebutkan bahwa ia kemungkinan tidak akan bergabung dengan partai politik dalam waktu dekat. Serta menilai partai politik hari ini hanya sebatas representasi kekuasaan.
Advertisement
Siapa Wanda Hamidah?
Wanda Hamidah dikenal sebagai seorang politisi, aktivis 1998, model dan artis Indonesia. Perempuan berusia 46 tahun ini diketahui lahir pada tanggal 21 September 1977 di Jakarta dari pasangan Muhammad Husein bin Syech Abu Bakar dan nini Hanifah.
Wanda pernah menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Jakarta dan melanjutkan pendidikannya ke Universitas Trisakti dengan menempuh jurusan Ilmu Hukum. Setelah lulus Wanda kemudian melanjutkan pendidikan magister notaris di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Sebelum berkarier dalam dunia politik, Wanda memulai kariernya sebagai artis dan model. Ketika SMP Wanda mengikuti dunia modelling dan terpilih menjadi cover girl salah satu majalah pada tahun 90-an.
Wanda juga pernah membintangi beberapa iklan hingga sinetron di industri hiburan Indonesia. Kemudian pernah menjadi seorang pembawa acara berita di sebuah program di salah satu stasiun televisi swasta.
Sosok Aktivis
Wanda Hamidah tidak hanya dikenal sebagai seorang artis tetapi juga sosok yang aktif dalam kegiatan organisasi ketika menjadi mahasiswa. Wanda merupakan salah satu mahasiswa yang juga kritis terhadap pemerintahan Orde Baru saat itu.
Dia juga termasuk mahasiswa yang menjadi saksi mata dalam peristiwa penembakan mahasiswa Trisakti. Wanda juga ikut menduduki gedung parlemen bersama para mahasiswa lain yang berhasil menggulingkan rezim Soeharto.
Terlepas dari itu melansir dari beberapa sumber diketahui bahwa Wanda sendiri sudah tertarik dengan dunia politik sejak kecil. Ia gemar membaca koran yang memuat isu-isu politik yang sedang hangat dan menonton dunia dalam berita untuk mengetahui kabar terbaru.
Wanda juga berasal dari latar belakang keluarga yang juga aktif dalam dunia pergerakan sehingga ketertarikannya dalam politik secara tidak langsung menjadi pemicunya mengembangkan ketertarikan di dunia politik.
Advertisement