Liputan6.com, Bandung - Warganet di media sosial mungkin sering melihat istilah “tone deaf” yang kerap digunakan dalam beberapa platform di media sosial. Istilahnya sering digunakan baik secara tulisan atau ucapan dalam sebuah video oleh seseorang.
Awalnya istilah tone deaf berasal dari dunia musik yang digambarkan untuk menggambarkan seseorang yang tidak mampu untuk mengenali nada dengan benar. Namun belakangan ini istilahnya turut digunakan untuk menggambarkan seseorang terkait masalah sosial.
Diketahui dalam konteks permasalahan sosial istilah tone deaf mempunyai arti yang jauh lebih dalam karena menggambarkan tentang orang yang tidak peka terhadap situasi atau perasaan orang lain.
Advertisement
Seseorang yang dianggap sebagai tone deaf umumnya sering mengabaikan atau tidak menyadari dampak negatif dari perkataan atau tindakan yang mereka lakukan terhadap kelompok tertentu.
Bahkan tindakan tersebut bisa dianggap sebagai respon yang tidak pantas atau tidak relevan dengan permasalahan sensitif. Alhasil orang-orang yang dianggap tone deaf sering menimbulkan kemarahan atau kebingungan di antara kalangan masyarakat.
Di Indonesia sendiri istilahnya sering digunakan kepada sosok publik figur atau artis yang tidak mau menyadari permasalahan sosial yang terjadi di lingkungannya. Bahkan tidak sedikit digunakan untuk menyindir publik figur yang terang-terangan tidak peduli.
Sementara itu istilah tone deaf sendiri sudah sering digunakan dalam beberapa waktu terakhir. Namun baru-baru ini kembali ramai digunakan setelah adanya aksi demo di Indonesia terkait Tolak Revisi UU Pilkada.
Istilah tersebut ramai digunakan pada sejumlah publik figur kondang hingga influencer di media sosial yang abai terhadap isu sosial yang saat ini jadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia.
Seperti Apa Orang Tone Deaf?
Orang-orang yang dilabeli sebagai sosok yang tone deaf adalah mereka yang terlihat tidak peduli dengan permasalahan sosial dan dapat dilihat dengan cara komunikasi publiknya. Biasanya orang yang terkena label tone deaf adalah publik figur atau sosok yang besar.
Contohnya ketika suatu kasus besar terjadi dan memiliki dampak besar bagi masyarakat seharusnya tokoh tersebut berani menyuarakan kasus tersebut. Namun bukannya bersuara mereka justru tidak peka atau bahkan tidak peduli.
Kemudian istilah tone deaf juga bisa ditemukan pada orang-orang yang tidak menyadari atau memahami perjuangan yang dihadapi oleh kelompok tertentu. Misalnya dalam diskusi tentang ketidaksetaraan ekonomi seseorang justru menyepelekan kesulitan yang dialami orang lain terkait ekonomi.
Selain itu orang yang bisa menjadi tone deaf biasanya disebabkan oleh hidup mereka yang tidak pernah berada di lingkungan yang memperkenalkan mereka terkait permasalahan sosial atau kurangnya rasa empati terhadap situasi tersebut.
Advertisement
Ciri-Ciri Umum Orang Tone Deaf
Melansir dari beberapa sumber berikut ini ciri-ciri umum yang biasanya ada pada orang tone deaf:
1. Kurang empati
Orang yang tone deaf sering kali memiliki minimnya empati atau tidak bisa menangkap isyarat emosional orang lain. Mereka bahkan lebih cenderung mengabaikan perasaan orang-orang di sekitarnya.
Selain itu kurangnya empati orang tone deaf juga bisa dilihat bagaimana cara mereka merespon situasi sensitif dengan cara yang tidak tepat atau bahkan tidak peduli.
2. Mengabaikan isu sosial
Ciri utama orang tone deaf juga sering mengabaikan isu-isu sosial yang terjadi di sekitarnya. Mereka sering kali gagal memahami norma atau bahkan aturan tidak tertulis ketika menghadapi situasi sosial yang jadi sorotan.
Bahkan orang tone deaf tidak segan-segan membuat komentar atau bertindak dengan cara yang tidak pantas dalam menanggapi isu sosial tersebut.
Ciri Berikutnya
3. Tidak menyadari dampak tindakannya
Seseorang yang disebut tone deaf sering kali tidak menyadari apa yang mereka katakan atau perbuat bisa dianggap tidak peka. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka sering kali tidak memperhitungkan atau sadar bagaimana kata atau tindakannya akan diterima oleh orang lain.
4. Canggung saat bersosialisasi
Orang yang tone deaf juga bisa menunjukkan sikap canggung ketika bersosialisasi karena tidak menyadari isyarat non-verbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau nada suara yang membuat interaksinya dengan orang lain menjadi kaku atau bahkan tidak nyaman.
5. Kurangnya menyesuaikan diri
Tone deaf juga mempunyai ciri utama bahwa orang tersebut sangat kurang atau tidak bisa menyesuaikan dirinya meskipun telah diberi petunjuk atau gambaran sosial. Mereka sering kali sulit untuk menyesuaikan perilaku agar lebih selaras dengan situasi sosial tersebut.
Advertisement