Sukses

Gagal Panen Hantui Petani, Hektaran Sawah di Sukabumi Terdampak Kekeringan

Kesulitan air mulai dirasakan petani sejak tiga bulan terakhir. Kondisi itu mengancam belasan hektar lahan pertanian berdampak tak bisa ditanami akibat kekeringan.

Liputan6.com, Sukabumi - Kondisi kekeringan mulai dirasakan para petani yang ada di Kecamatan Kebonpedes kabupaten Sukabumi. Setidaknya, ada sekitar 13 hektare lahan pertanian terancam tak bisa ditanami terdampak kekeringan tersebut.

[bacajuga:Baca Juga](5682920 5682522 5680570

Hal itu disampaikan Kepala Desa Kebonpedes, Dadan Apriandani. Dirinya mendapat aduan dari warga desanya yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Kondisi terancam gagal panen kerap dialami para petani saat memasuki musim kemarau.

Dadan mengatakan, dari 13 hektar lahan yang terdampak kekeringan itu merupakan bagian dari 100 hektar lahan lahan pertanian palawija dan hortikultura. Kesulitan mendapatkan air ini mulai dirasakan petani dalam tiga bulan terakhir. 

“Saya pernah sampaikan ini ke Dinas PUPR juga bahwa di Desa Kebonpedes itu 60 persen warganya memiliki mata pencaharian sebagai petani palawija dan hortikultura,” ujar Dadan dalam keterangannya, Sabtu (24/8/2024).

Dia menyebut, data yang didapat dari Dinas Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sukabumi dari sekitar 100 hektar lahan pertanian itu, diantaranya meliputi Kelompok Tani (Poktan) Bojongsoka dan Subur Tani yang menyampaikan ada sekitar 13 hektar tak bisa ditanami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Memicu Konflik antar-petani

Pihaknya menilai, dampak kekeringan itu dapat memicu konflik antar-petani dalam kebutuhan mendapatkan air untuk lahan kebunnya.

“Dengan adanya kemarau yang lumayan ini baru tiga bulan juga masyarakat sudah galau, kemarin juga ada benturan masyarakat dengan adanya kemarau ini karena perebutan air. Sempat terjadi selisih paham dengan pengaturan airnya,” tuturnya.

Atas persoalan itu, pihaknya berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sukabumi agar dapat meningkatkan bantuan terhadap para petani di daerah.

“Harapan ke pemerintah mungkin meningkatkan lagi bantuan-bantuan terhadap para petani terutama bantun sarana prasarana pertanian, penunjang untuk pembangunan terutama irigasi-irigasi desa lebih dimaksimalkan lagi, terutama dari hulu dari sana dari Cimuncang itu sendiri,” pungkasnya.