Liputan6.com, Yogyakarta - Jogja Fashion Week 2024 hari ke-4 atau hari terakhir Minggu (25/8) berlangsung meriah di panggung Jogja Expo Center (JEC). Selama empat hari acara berlangsung, ratusan desainer Tanah Air telah menampilkan karya terbaik mereka.
Pada hari keempat terbagi atas dua sesi. Sesi 1 (15.00 - 17.00 WIB) tampil karya Maharani Persada by Essy Masita, Helga Janitra, Kembang Tjelup by Rini, Kartika, ELGAN by Nyudi,WEARLORIX H.O.D by Dini WiradisatraBenanglusi by Lusi Ekawati X iby Leather, STRD by Sutardi, Gorilland by lsa Setyawan dan Citra Karya Mode by Endarwati X Criyos, Bag by Dilha AyuBatik Jinggar by Vitalia PanmoengkasBNJ, Didik Warsito, Geralda Almira,Ninik N-Workshop, dan Afif Syakur.
Lalu pada Sesi 2 (19.00 - 21.00 WIB) tampil karya desainer Rory Wardana,Buballus by Rangga Surya, @limaniac by 5 Luthf Majid, Raga Bicara, Aldion Soeprijono, Nakano Suit e Aemtobe, Fascreeya X Bank Kaltimtara, Yudha Posmotion, Andy Sugix X Hefi Rosid, Theo Ridzky, HAEF, dan Temma Prasetio.
Advertisement
Baca Juga
Desainer senior Yogyakarta Afif Syakur dalam JFW 2024 menampilkan koleksi batik bukan yang berbahan dasar kain mori, melainkan linen bermotif kotak-kotak dan garis-garis. Koleksi yang ditampilkannya mengedepankan konsep batik modern.
Menurut Afif, bahan itu kemudian diberi motif yang disederhanakan dan hasilnya adalah batik kekinian. Afif mengkreasikan garis desain dan material yang semua sudah dikembangkan sesuai produk berbasis batik masa kini.
"Saya berharap batik dapat mengikuti perkembangan zaman dan mampu menarik minat generasi muda atau Gen Z. Gen Z tidak berpikir bahwa batik itu harus ada isian maupun ornamen pokok, tetapi ada motif-motif yang bisa diolah menjadi sesuatu unik dan bisa dipakai anak muda," tuturnya.
Perancang busana senior ini juga mengedepankan konsep batik modern. Pemilik brand Afif Batik ini menampilkan produk batik bukan yang berbahan dasar kain mori, melainkan linen yang sudah ada motif kotak-kotak dan lain sebagainya.
Bahan itu kemudian diberi motif yang disederhanakan dan hasilnya adalah batik kekinian. Ia berharap batik dapat mengikuti perkembangan zaman. Gen Z sebagai penerus masa depan tidak berpikir bahwa batik itu harus ada isian maupun ornamen pokok tapi ada motif-motif yang bisa diolah menjadi sesuatu unik dan bisa dipakai anak muda.
"Enam koleksi yang dikeluarkan kali ini adalah new arrival selama pembinaan dari Jogja Fashion Dunia yang sudah berjalan selama hampir satu tahun ini dan diujiankan pada fashion show kali ini," katanya.
Sementara Isa Setyawan dengan brand Gorilland turut menampilkan karyanya. Perwakilan paling muda dari Jogja Fashion Dunia, Isa Setyawan mengatakan, tema yang diangkat kali ini adalah sporty casual dan casual street.
Sedangkan desainer muda asal Yogyakarta Geralda Almira Pribadi menampilkan karya busana bertema garis imajiner Yogyakarta.
Enam koleksi Geralda yang ditampilkan pada JFW 2024 menggunakan kain batik. Kain batik yang dipilihnya adalah batik prada, yakni kain batik yang sebagian motifnya diberi sentuhan warna keemasan.
"Untuk lebih menarik minat anak muda terhadap batik, saya padukan dengan denim dan kain-kain lain yang memberikan kesan lebih modern. Dengan harapan anak muda tertarik untuk mengenakan pakaian batik," kata Geralda.