Sukses

Gusti Bhre Mundur dari Pencalonan Pilkada Solo, Ini Alasannya

Nama Gusti Bhre belakangan ini jadi sorotan publik pasalnya ia memutuskan mundur dari pencalonan Pilkada Solo.

Liputan6.com, Bandung - Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X atau lebih dikenal dengan nama Gusti Bhre saat ini memutuskan untuk mundur dari pencalonannya sebagai calon Wali Kota Solo.

Diketahui kabarnya beredar di antara publik menjelang penutupan pendaftaran Pilkada Solo. Sebagai informasi Gusti Bhre sebelumnya telah digadang-gadang maju oleh enam partai pengusung yaitu PSI bersama Golkar, PAN, Gerindra, PKS, dan PKB.

Selain itu kabar mundurnya Gusti Bhre juga telah dibenarkan oleh Sekretaris DPD Partai Golkar Surakarta, Taufiqurahman. Ia menyebutkan bahwa informasi tersebut telah dibagikan sejak Selasa (27/8/2024) dan langsung terbesar hingga hari ini.

“informasi ini memang cukup akrobatik, secepat itu. Kemarin hari Selasa kumpul partai mengumumkan bahwa Gusti Bhre mundur,” ucapnya mengutip dari Antara, pada Rabu (28/8/2024).

Taufiqurahman juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak mengetahui secara pasti alasan mundurnya Gusti Bhre dalam pencalonan. Namun diduga keputusan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan dari sisi keluarga.

“Alasan pribadi, keluarga. Lebih tepatnya langsung tanya Gusti Bhre saja,” katanya.

Pihaknya juga menyebutkan dengan mundurnya Gusti Bhre maka partai-partai politik yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) harus mengganti strategi pasangan calon dan menunjuk Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Respati Ardi.

“Tidak sampai sehari, tadi malam langsung ada keputusan bahwa Ardi yang menduduki cawali. Semua rekomendasi dari enam partai sudah turun semua. Koalisi tetap jalan dengan figur Mas Respati dan Mbak Astrid,” ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Alasan Gusti Bhre Mengundurkan Diri

Ketua DPC Partai Gerindra Solo, Ardianto Kuswinarno mengungkapkan ada beberapa alasan yang disampaikan Gusti Bhre terkait pengunduran dirinya menjadi calon wali kota. Salah satunya adalah alasan terkait keluarga.

“Yang jelas beliau menggambarkan, jika ia belum bisa mengatur lingkup yang kecil (keluarga). Apalagi setelah menjadi wali kota tentu akan menghadapi lingkup atau permasalahan yang lebih besar,” ucapnya mengutip dari Merdeka.

Ardianto juga menyebutkan bahwa Gusti Bhre saat ini baru berusia 27 tahun dan mengaku bahwa umur serta pengalamannya belum mencukupi. Sehingga Gusti Bhre merasa belum yakin untuk mengemban posisi yang lebih besar tersebut.

“Saya sadar diri mengatur yang kecil saja belum bisa. Apalagi yang besar,” ucap Ardianto menirukan Gusti Bhre.

Selain alasan tersebut pihaknya juga menyebutkan alasan lain yang membuat Gusti Bhre harus mundur. Salah satunya tentang keluarga besar Pura Mangkunegaran yang belum memberikan persetujuan.

“Keluarga masih terjadi debatable, dengan ibunya. Ibu Gusti Bhre tidak menyetujui ya dia tidak akan berani melawan,” ujarnya.

3 dari 4 halaman

Profil Gusti Bhre

Berdasarkan informasi dari beberapa sumber Gusti Bhre mempunyai nama lengkap Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X. Sementara itu sebelum pelantikan namanya adalah Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.

Gusti Bhre diketahui lahir pada tanggal 29 Maret 1997 dan anak dari KGPAA. Mangkunegara IX dan Prameswari (Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX) atau akrab disapa Prisca Marina Haryogi Supardi.

Pria berusia 27 tahun ini mempunyai kakak kandung perempuan yang dikenal dengan nama Gusti Raden Ajeng Ancillasura Marina Sudjiwo atau Gusti Sura. Ia juga mempunyai dua saudara tiri dari pernikahan ayahnya dengan Sukmawati Soekarnoputri.

Di antaranya adalah Gusti Pangeran Harya Paundrakarna Jiwo Suryonegoro atau Gusti Paundra dan Gusti Raden Ajeng Putri Agung Suniwati atau Gusti Menur. Diketahui ibu Gusti Bhre merupakan anak dari Letjen (Purn) Yogi Supardi.

Kakeknya dikenal sebagai mantan Dubes RI untuk Jepang dan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Keamanan pada masa Orde Baru. Sementara ayahnya diketahui wafat pada 13 Agustus 2021.

Setelah ayahnya wafat Gusti Bhre menjadi penerus takhta Kadipaten mangkunegaran ke-10 dan secara resmi dikukuhkan sejak tanggal 12 Maret 2022. Saat ini ia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang erat kaitannya dengan masyarakat dan sering membagikan kegiatan tersebut di media sosial pribadinya.

4 dari 4 halaman

Perjalanan Karier Gusti Bhre

Melansir dari laman Linkedinnya, Gusti Bhre merupakan lulusan dari Sarjana Hukum di Universitas Indonesia tahun 2019 lalu. Sebelum menjadi penerus takhta Kadipaten Mangkunegaran ke-10 ia pernah menempuh karier yang cukup panjang.

Gusti Bhre tercatat pernah menjadi Photography Teacher Kesenian dan Kebudayaan di Sekolah Cita Buana dari Agustus 2018 hingga Maret 2019. Kemudian menjadi Intern di Hendra Soenardi pada bulan Februari hingga Maret 2019.

Setelahnya Gusti Bhre bekerja menjadi Trainee Associate dan Associate di perusahaan yang sama dari bulan Mei 2019 sampai Juni 2023. Dia juga pernah dipercaya memegang sejumlah jabatan seperti salah satunya Komisaris PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Selain itu Gusti Bhre juga memiliki pengalaman dalam mewakili atau membantu perusahaan terkait masalah korporat atau sengketa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.