Liputan6.com, Jakarta - Penyempitan pembuluh darah atau stenosis merupakan kondisi serius yang dapat memengaruhi aliran darah dalam tubuh. Penyempitan ini terjadi akibat plak atau penumpukan lemak di dinding pembuluh darah, terutama arteri, yang dapat menghambat aliran darah.
Akibatnya, organ tubuh tidak mendapatkan suplai darah yang cukup, yang dapat memicu berbagai gangguan kesehatan. Salah satu organ yang paling terdampak adalah jantung, mengingat pembuluh darah yang memasok darah ke jantung rentan terhadap penyempitan ini.
Dirangkum dari berbagai sumber, salah satu dampak utama penyempitan pembuluh darah adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini terjadi ketika arteri yang menyuplai darah ke jantung menyempit akibat penumpukan plak.
Advertisement
Baca Juga
Menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang pada akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung. Selain itu, penyempitan pembuluh darah juga dapat menyebabkan angina, yaitu nyeri dada akibat berkurangnya pasokan darah ke otot jantung.
Selain jantung, penyempitan pembuluh darah juga berdampak pada otak. Kondisi ini bisa menyebabkan stroke iskemik, yang terjadi ketika suplai darah ke otak terhambat akibat arteri yang menyempit atau tersumbat.
Stroke iskemik merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Gejala stroke seperti kelemahan mendadak pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, dan kehilangan keseimbangan harus segera diwaspadai.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering kali menjadi penyebab utama penyempitan pembuluh darah. Ketika tekanan darah meningkat, dinding pembuluh darah tertekan lebih keras, yang menyebabkan kerusakan jangka panjang pada lapisan dalam pembuluh darah.
Penanganan Tepat
Lama-kelamaan, plak dan lemak akan menumpuk pada bagian yang rusak tersebut, mempersempit pembuluh darah. Oleh karena itu, menjaga tekanan darah dalam batas normal sangat penting untuk mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah.
Faktor gaya hidup seperti merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi terhadap penyempitan pembuluh darah. Merokok, misalnya, merusak dinding pembuluh darah dan menyebabkan peradangan, yang kemudian memicu pembentukan plak.
Pola makan tinggi lemak dan kurangnya olahraga juga memperparah kondisi ini, karena memicu penumpukan kolesterol yang menjadi komponen utama plak. Untuk mencegah penyempitan pembuluh darah, perubahan gaya hidup sangat diperlukan.
Mengurangi asupan lemak jenuh, berolahraga secara teratur, dan berhenti merokok adalah beberapa langkah efektif yang dapat diambil. Selain itu, pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau tekanan darah dan kadar kolesterol juga penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko.
Dengan penanganan yang tepat, risiko penyempitan pembuluh darah dan komplikasinya bisa dikurangi.
Â
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement