Sukses

Atlet Badminton Non Pelatnas Juara ASBC di Semarang

Tim beregu Putri mengalahkan Thailand 3-2 dan tim putra mengalahkan Malaysia 3-0.

Liputan6.com, Semarang - Perjuangan pebulutangkis muda Indonesia ajang Asian School Badminton Championship (ASBC) 2024 yang di gelar di GOR Universitas Semarang (USM) terus membuahkan hasil.

Tim beregu putra dan putri Indonesia berhasil mengukir hasil maksimal dengan menyabet gelar juara pada ajang Asian School Badminton Championship (ASBC) 2024. 

Tim beregu putri Indonesia berhasil mengalahkan wakil negara Thailand dengan skor 3-2, dan tim putra sukses menaklukkan wakil Malaysia 3-0 di Gedung Olahraga Universitas Semarang (GOR USM).

Atas hasil itu bendera Merah Putih berkibar dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan di hadapan 6 (enam) negara peserta lainnya, yakni Brunei Darusalam, Hong Kong (China), Malaysia, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand.

Ketua Tim Delegasi Indonesia Luluk Hadiyanto mengatakan, meskipun bukan pemain pelatnas, kemenangan demi kemenangan mampu diraih wakil Indonesia.

"Saya merasa bersyukur atas pencapaian tim beregu putra dan putri Indonesia, namun demikian, untuk beregu putri ada yang perlu dievaluasi yaitu ketika sudah unggul 2-0 justru pemain-pemain muda Indonesia gagal memastikan keunggulan dan bahkan tim beregu putri Thailand menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat tunggal kedua dan ganda kedua," kata Luluk Hadiyanto.

Pada final beregu putri, pasangan Thailand, Prapasson P / Ratanon J berhasil menumbangkan Kezia Parangin Angin / Zalfa N. Hidayat dengan angka 20-22, 21-23.

Pertandingan penentu Indonesia menurunkan Fatimah Azzahra yang menjadi tunggal putri ke-3 sekaligus penentu bagi tim beregu putri Indonesia. Ia bermain lebih tenang dan percaya diri atas lawannya. 

Pebulutangkis berusia 18 tahun itu mampu menutup set kedua dengan skor 21-18, sekaligus memastikan kemenangan tim bulutangkis pelajar Indonesia untuk nomer beregu putri setelah pada set pertama unggul 21-10.

"Saya bermain lepas dan berusaha bermain sebaik mungkin tanpa memikirkan hasilnya, meskipun sempat tertinggal 13-18 di set kedua. Ternyata strategi itu membuat lawan saya justru terbebani dan beberapa kali membuat kesalahan. Kali ini saya lebih beruntung," kata Fatimah Azzahra.