Liputan6.com, Cirebon Stunting menjadi bagian dari perhatian serius yang perlu dihadapi bersama masyarakat hingga instansi khususnya di wilayah Kota Cirebon. Bahkan, sejumlah lembaga akademik turut serta mengidentifikasi masalah stunting khususnya di wilayah Sitopeng Kota Cirebon.
Seperti disampaikan Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Tasikmalaya Cirebon Ayu Yuliani Sekriptini yang melakukan upaya pendeteksian dini tumbuh kembang anak di wilayah Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon. Ia mengatakan, stunting di wilayah kerja Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon terbilang masih tinggi yakni diatas 300 anak.
"Penyebab utamanya berdasarkan hasil edukasi dan pelatihan stimulasi tumbuh kembang adalah orang tuanya tidak tahu. Padahal setelah kami beri pelatihan mereka antusias sekali bahkan mereka mau belajar mengisi grafik di buku KIA," ujar Ayu di Cirebon, Minggu (1/9/2024).
Advertisement
Baca Juga
Bersama anggota tim dosen yang lain yakni Zaitun, Suhartini, mereka memberi edukasi dan stimulasi tumbuh kembang kepada orang tua di TK Mutiara Bangsa. Ayu menyebutkan, ada 20 orang tua yang dijadikan sampel dari orang tua siswa untuk diperiksa.
Ayu menyebutkan, pemeriksaan kepada orang tua siswa tersebut mulai dari tinggi, badan, berat badan hingga lingkar kepala yang menjadi salah satu ciri anak terkena stunting.
"Dari sampel yang kami pilih ternyata buku KIA yang dipegang orang tua sebagian besar tidak tahu isi bukunya. Hanya dipegang saja dan orang tua merasa buku itu hanya dibawa saat pemeriksaan kemudian ditulis oleh petugas posyandu dikembalikan kepada orang tua kemudian disimpan dirumah," ujar Ayu.
Padahal, kata Ayu, dalam buku KIA tersebut terdapat banyak informasi dan data yang wajib diketahui orang tua. Salah satunya alat ukur memantau tumbuh kembang, pertumbuhan dan pengembangan anak.
Rekomendasi
Ia menyebutkan, beberapa indikator stunting yang perlu orang tua ketahui adalah mengukur tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Ayu menyebutkan, para orang tua juga tidak paham bagaimana melihat grafik pertumbuhan anak di buku KIA.
"Dari temuan itu kami langsung melatih orang tua mengukur apakah anaknya masuk kategori stunting atau wasting. Termasuk cara membaca buku KIA kemudian kenapa kegiatan dilakukan di sekolah karena agar ada peran dari seluruh sektor dan guru juga punya peran memantau muridnya melalui rapor sehatku. Jadi hasil rapor itu dilaporkan guru ke orang tua murid," ujarnya.
Ayu menyebutkan, data Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon, angka stuting di wilayah kerjanya sudah lebih dari 300 anak hingga April 2024. Dari hasil pengabdian masyarakat tersebut, tim dosen Poltekkes Tasikmalaya Cirebon merekomendasikan kolaborasi untuk melatih orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak.
Menurutnya, stunting tidak hanya menjadi tugas dari pemerintah atau lembaga kesehatan saja, peran sekolah di tingkat TK atau PAUD yang berada di wilayah Puskesmas Sitopeng menjadi penting untuk membantu memantau tumbuh kembang anak.
"Pihak puskesmas maupun sekolah sama-sama memberi edukasi melatih orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak. Sehingga target untuk mencapai zero stunting agar bisa tercapai," ujarnya.
Advertisement