Liputan6.com, Bandung - Mantan presiden Korea Selatan, Moon Jae In saat ini ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus suap oleh kejaksaan. Melansir dari The Straits Times Moon Jae In ditetapkan sebagai tersangka setelah mantan menantunya menerima perlakukan istimewa.
Diketahui, mantan menantu laki-lakinya tersebut mendapatkan jabatan tinggi di sebuah maskapai penerbangan. Jabatannya diduga sebagai imbalan saat pemerintahan era Moon diduga mengatur penunjukan penting terhadap seorang politikus Korsel.
Politikus tersebut diketahui mendirikan maskapai penerbangan yang menjadi tempat menantu Moon bekerja. Alhasil, hal tersebut memicu adanya dugaan praktik suap yang telah terjadi beberapa tahun lalu, tetapi penyelidikannya masih berproses hingga saat ini.
Advertisement
Penyelidikan kasus suap yang melibatkan Moon dipimpin oleh Divisi Kriminal 3 dari Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju. Sementara itu, status Moon sebagai tersangka tercantum dalam surat perintah penggeledahan terhadap kediaman putrinya, Moon Da Hye.
Sebagai informasi, perintah penggeledahan tersebut telah dilaksanakan pada 30 Agustus lalu di rumah putrinya, Moon Da Hye. Penggeledahannya dilakukan berdasarkan pengaduan yang diajukan empat tahun yang lalu mengenai perekrutan menantu lelaki Moon.
Menantunya tersebut diidentifikasi dengan nama belakangnya yaitu Seo dan saat ini berstatus sebagai mantan menantu karena telah bercerai dengan putri Moon. Selain itu pihak penyidik sendiri berfokus terhadap investigasi.
Terutama investigasi pada kemungkinan hubungan antara Seo dan penunjukkan mantan anggota parlemen Lee Sang Jik saat itu sebagai Kepala Badan UKM dan Perusahaan Rintisan Korea atau Kosme.
Kronologi Moon Jae In jadi Tersangka
Kasus dugaan suap tersebut dimulai pada September 2020 ketika Partai People Power mengajukan pengaduan dugaan korupsi kepada jaksa terkait pengangkatan Seo sebagai direktur eksekutif Thai Eastar Jet.
Diketahui maskapai pesawat tersebut dikenal sebagai maskapai berbiaya rendah yang didirikan oleh Lee Sang Jik. Sosok Lee juga dikenal sebagai anggota parlemen dari partai Moon, Democratic Party yang sedang berkuasa saat itu.
Berdasarkan informasi dari Korea Herald Lee ditunjuk menjadi Presiden Kosme pada tahun 2018. Ia ditunjuk beberapa bulan sebelum Seo bergabung dan menjabat dalam maskapai tersebut.
Selain itu, kecurigaan juga berdasarkan dari kurangnya pengalaman Seo dalam industri penerbangan serta kesulitan keuangan perusahaan yang menimbulkan kecurigaan bahwa ada keterlibatan kantor kepresidenan dalam pengangkatannya.
Advertisement
Menantu Raih Gaji Fantastis
Tuduhan adanya kasus suap tersebut juga diperkuat setelah Moon Jae In dan istrinya menghentikan dukungan finansial terhadap putri mereka, Moon Da Hye. Terutama setelah Seo bekerja di maskapai tersebut.
Jaksa juga meyakini jika dukungan finansial benar terbukti dihentikan setelah Seo bekerja di maskapai tersebut maka jabatannya bisa dianggap sebagai suap untuk Moon. Selain itu selama Seo bekerja di maskapai tersebut ia mendapatkan gaji yang cukup fantastis.
Mantan menantunya tersebut diketahui memiliki gaji dan tunjangan yang banyak termasuk rumah. Jaksa memperkirakan bahwa Seo menerima total 223 juta won atau setara 2 miliar rupiah dalam bentuk gaji dan biaya relokasi ke Thailand antara Juli 2018 dan April 2020.
Jaksa memandang fasilitas tersebut semuanya diduga sebagai tindakan suap untuk Moon. Sementara itu, Seo telah diperiksa tiga kali tahun ini sebagai saksi dan secara konsisten mempertahankan haknya untuk tetap diam.
Profil Singkat Moon Jae In
Melansir dari beberapa sumber, Moon Jae In dikenal sebagai mantan Presiden Korea Selatan ke-12. Moon Jae In lahir pada tanggal 24 Januari 1953 di Pulau Geoje, Provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan.
Sebelum menjabat sebagai seorang Presiden, Moon merupakan seorang pengacara dan pemimpin Partai Demokrat Korea Selatan. Orang tuanya adalah pengungsi yang melarikan diri dari Korea Utara menjelang serangan dari China pada 1950 selama Perang Korea.
Orang tua Moon termasuk di antara 100.000 warga sipil yang dievakuasi dari Hungnam, Korea Utara. Sementara itu Moon lahir di pusat relokasi pengungsi di Geoje dan kemudian pindah ke sebuah pulau di barat daya Busan.
Sejak kecil Moon menghabiskan pertumbuhannya di sana dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Ia menempuh pendidikan di Universitas Kyung Hee di Seoul pada 1972 dan sempat menjadi aktivis dalam gerakan mahasiswa melawan rezim otoriter Presiden Park Chung Hee.
Moon juga masuk wajib militer tentara Korea Selatan sejak 1975 dan menyelesaikan dinas militernya pada 1978. Kemudian kembali berkuliah dan meraih gelar Sarjana Hukum di tahun 1980.
Setelah lulus dua tahun kemudian dia mendirikan firma hukum di Busan bersama sahabatnya, Roh Moo Hyun. Pada tahun 1987 Roh beralih ke dunia politik dan Moon melanjutkan karier hukumnya.
Namun pada Desember 2002 ketika Roh terpilih sebagai presiden, Moon ternyata masuk dalam dunia politik karena digandeng untuk bertugas di kabinetnya. Sejak itu ia berkarier dalam dunia politik.
Kariernya dalam politik semakin bersinar bahkan terpilih sebagai Presiden Korea Selatan pada 10 Mei 2017 menggantikan Park Geun Hye.
Advertisement