Liputan6.com, Pekanbaru - Seorang santri pondok pesantren di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, berinisial FA, alami depresi serta trauma berat karena penganiayaan yang dilakukan sejumlah kakak kelas. Korban sempat beberapa hari diopname di rumah sakit dengan diagnosis memar otak.
Ibu korban, SO, menyebut kejadian perundungan ini telah dilaporkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau pada 5 Agustus 2024. Penyelidikan dilakukan dengan meminta keterangan saksi dan terduga pelaku.
Â
Advertisement
Baca Juga
SO menceritakan, penganiayaan santri ini terjadi pada 31 Juli 2024. Anaknya yang duduk di kelas 2 Madrasah Tsaniwiyah sebelum kejadian bermain tirai jendela dalam kelas.
Korban dihardik kakak kelasnya yang melintas di depan kelas. Korban keluar dari kelas menuju masjid untuk melaksanakan salat Zuhur berjemaah.
Tak lama kemudian, terduga pelaku berinisial R masuk dan menendang korban. Korban lari keluar masjid selanjutnya didatangi sekitar 10 orang kakak kelasnya.
"Mereka menggertak dan menyatakan kalau kurang senang," kata ibu korban, Rabu siang, 4 Agustus 2024.
Belum sempat menjawab, tiba-tiba terduga pelaku A memukul kepala korban hingga korban jatuh ke lantai. Perundungan berlanjut dan diduga dilakukan bersama-sama oleh kakak kelas lainnya.
"Di situlah kepala anak saya diinjak-injak," kata ibu korban.
Akibat penganiayaan itu, korban dirawat selama 3 hari di rumah sakit di Pekanbaru. Serangkaian pemeriksaan medis dilakukan dan dokter mendiagnosis otak korban mengalami memar.
"Dampak dari itu anak saya trauma dan depresi berat hingga terganggu kejiwaannya karena berhalusinasi ingin menyakiti diri sendiri," ungkap ibu korban.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dibawa ke Psikiater
Ibu korban berkonsultasi dengan Unit Pelayanan Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten Kampar. Korban diarahkan diperiksa ke psikiater untuk mengetahui kondisi kejiwaannya.
"Katanya kalau terlambat akan buruk dampaknya, kami melakukan pemeriksaan di RSJ Tampan," tuturnya.Â
Ibu korban berharap para terduga pelaku segera ditangkap setelah membuat laporan ke Polda Riau. Ibu korban juga meminta perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia yang dipimpin Kak Seto.Â
"Pas Kak Seto datang ke Pekanbaru anak saya lagi di rumah sakit, harapan saya pelakunya segera ditangkap dan oknum-oknum di belakangnya juga diproses," tegasnyaÂ
Terpisah, Kasubdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau AKBP Sepuh Siregar mengatakan perkara dugaan penganiayaan tersebut masih penyelidikan. Sejumlah pihak sudah diminta keterangan.
Â
Â
Advertisement