Sukses

UMKM Kopi dan Songket Khas Sumsel Naik Kelas Lewat Pendampingan Bank Daerah

Pelaku UMKM kopi dan songket khas Sumsel terbantukan dengan bantuan permodalan dan pemasaran dari bank daerah yakni Bank Sumsel Babel.

Liputan6.com, Palembang - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumatera Selatan (Sumsel) terus berkembang, mulai dari produksi hingga pemasaran. Namun banyak yang terkendala masalah permodalan, yang membuat langkah pelaku UMKM jalan di tempat.

Geliat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel menggandeng bank daerah seperti Bank Sumsel Babel (BSB) dalam permodalan, membuat banyak UMKM di Sumsel terus berkembang dan naik kelas.

Seperti dirasakan Yuliani, pemilik usaha Yuli Songket di Desa Gunung Batu Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumsel. Lokasi yang jauh dari Ibu Kota Sumsel, sempat dirasakan menjadi kendala dalam pemasaran produknya.

Dirinya juga terkendala untuk pembiayaan modal awal, karena bahan-bahan songket yang harus dirajut, membutuhkan dana yang cukup besar, yang sempat membuat usahanya sulit berkembang.

“Kalau dulu pemasarannya hanya di Kabupaten OKU Timur dan sekitarnya saja. Karena produknya sedikit dan pangsa pasarnya sulit untuk menjangkau luas,” ujarnya, saat ikut dalam pameran Pesta Hari UMKM Nasional 2024, di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Minggu (8/9/2024).

Namun sejak beberapa tahun terakhir, permodalan didapatkan dari BSB membuat gairahnya untuk memperbesar produksi dan pemasaran terlihat menjanjikan.

Terlebih harga songket khas OKU Timur Sumsel dipatok dengan harga premium, mulai dari Rp900.000 hingga Rp2 jutaan. Sehingga membutuhkan target pangsa pasar yang khusus.

Dengan membawa alat tenun di pameran Puncak Hari UMKM Nasional 2024 di tanggal 5-8 September 2024, dia ingin lebih mengenalkan produknya hingga ke seluruh pelosok Sumsel bahkan bisa se-nasional.

“Beberapa pemesan banyak berdatangan dari luar Sumsel, apalagi beberapa dari Jakarta. Kita berharap kolaborasi dengan BSB, membuat UMKM seperti kami di kabupaten bisa terus berkembang,” ujarnya.

Sama halnya dengan Pepen Saputra, pemilik The Coffee Legend yang sudah 7 tahunan mengelola bisnis kopi khas OKU Selatan Sumsel, yang mempunyai ciri khas melalui hasil uji rasa. Yakni rasa gula aren, jeruk dan cacao yang bisa dirasakan oleh lidah penyuka kopi.

Bantuan permodalan dari BSB yang didapatnya sekitar Rp160 jutaan, dimanfaatkannya untuk mengembangkan bisnis UMKM miliknya, terutama membeli mesin roasting kopi yang harganya sangat tinggi.

Dengan pengembangan usahanya tersebut, dia berharap bisa mendapatkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perbankan atau juga dari perusahaan lainnya. Apalagi kopinya sudah meluas di berbagai daerah, termasuk di Bandar Lampung.

 

2 dari 2 halaman

UMKM Binaan

“Memang harus difokuskan untuk pengembangan dan promosi kopi khas OKU Selatan. Karena pembeli kami banyak dari Lampung. Orang akhirnya tahunya kopi kami produksinya dari Lampung,” ucapnya.

Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsuddin mengatakan, BSB membawa 25 UMKM mitra binaan, terutama petani kopi dari OKU Selatan dan UMKM sentra songket dari Desa Gunung Batu OKU Timur Sumsel. 

Apalagi di event Puncak Hari UMKM Nasional 2024 tersebut, pengunjung bisa membeli kopi seduh seharga Rp1, dengan bertraksansi melalui QRIS BSB. Promo seperti itu, menjadikan sebagai salah satu langkah mewujudkan misi membawa UMKM naik kelas ke kancah nasional.

“Kami mempunyai strategi produk matching, produk-produk ini diharapkan bisa ketemu dengan calon pembeli dari luar wilayahnya agar usahanya meningkat serta semakin membuka lapangan pekerjaan. BSB juga melayani nasabah KUR, produk digital dan pengelolaan dana,” katanya.