Liputan6.com, Lampung - Destinasi wisata Pantai Teluk Nipah dengan panorama indah milik PTPN I Regional 7 yang terletak di Kalianda, Lampung Selatan berpotensi membuka peluang bisnis berkualitas berbasis alam.
Aset berupa pantai dengan latar belakang perbukitan menghadap ke Selat Sunda ini ditawarkan kepada investor supaya keindahannya bisa dimanfaatkan sebagai lokasi pariwisata.
Advertisement
Baca Juga
Region Head PTPN I Regional 7, Tuhu Bangun mengatakan bahwa pihaknya membuka diri kepada para penanam modal untuk bekerja sama memanfaatkan destinasi wisata alam tersebut.
Lokasi pantai ini bersebelahan dengan lahan Afdeling 5 yang juga milik PTPN I Regional 7, berisikan tanaman karet seluas 820 hektare. Laut dengan garis pantai sepanjang 3 kilometer ini konturnya berbukit dan membelimbing sehingga memiliki panorama indah nan menantang.
“Kami biasa menyebut Pantai Teluk Nipah dan Pantai Sudul. Posisinya di kaki perbukitan dengan akses seperti jurang belimbing. Ini perpaduan yang sangat menarik, terutama untuk adventure tourism atau wisata adventure. Untuk sauna alam berjemur di pasir pantai, paralayang, lapangan golf, resort, dan hotel serta perkempingan," kata Tuhu Bangun di Pantai Teluk Nipah, Minggu (8/9/2024).
Dalam rangka program optimalisasi aset perusahaan dan peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. Lokasi strategis ini dirasa sangat penting untuk dikembangkan bersama para investor yang ingin bekerjasama.
Menurutnya, rencana ini telah sesuai dengan jalan strategi bisnis PTPN III Holding sebagai pemegang saham.
Ia menambahkan, pembentukan tiga Subholding di PTPN Group berdasarkan komoditas telah memberi mandat kepada PTPN I Regional 7 untuk meluaskan bidang bisnis yang sesuai peruntukan dan menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
“PTPN I sebagai Subholding Supporting Co diberi mandat untuk mengembangkan bisnis non komoditas, termasuk bidang hospitality. Pariwisata adalah salah satunya. Jadi, kami sangat antuasias dan serius mengundang investasi untuk bekerja sama mengembangkan kawasan Teluk Nipah ini,” ungkapnya.
Soal kerjasamanya nanti, kata dia, pihaknya sudah memiliki panduan lengkap yang bisa segera dioperasionalkan.
Menurutnya, selain menjadi bagian dari bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak, model pengelolaan aset ini harus memiliki nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar serta pemerintah setempat.
"Kawasan pantai ini memiliki askes sekira 8 KM dekat dengan Tol Trans Sumatera.
Selain keindahan dan eksotisme pemandangan, secara geografis sangat strategis karena tak jauh dari Jakarta, Bandar Lampung, dan dalam lintasan wisata masyarakat Sumatera Selatan. Hal ini memiliki peluang ekonomi yang sangat potensial," jelas dia.
Simak Video Pilihan Ini:
Seleksi Calon Investor
Namun demikian, ia menyatakan bahwa tidak akan gegabah dalam menentukan dengan siapa pihaknya akan bekerja sama.
Ia berkomitmen, akan mengkaji lebih dalam serta komprehensif tentang potensi, proyeksi, dan tantangan dari setiap proposal bentuk bisnis yang diajukan oleh para investor.
“Aset yang luar biasa bagus ini memang potensi yang besar, tetapi dalam pengelolaannya juga akan penuh tantangan. Jadi, kami harus pastikan calon investor itu benar-benar memahami landasan dan filosofi kemanfaatan aset ini. Kami harus mempertimbangkanya secara komprehensif sehingga kebijakannya mengadopsi prinsip sustainable dan berwawasan ke depan,” imbuhnya.
Perencanaan yang komprehensif dan simultan, menurut Tuhu Bangun sangat penting karena di lokasi itu pihaknya memiliki lahan yang cukup luas untuk dikembangkan ke bidang lain.
“Perencanaan itu sangat penting dan harus mempertimbangkan berbagai aspek. Lahan kami 820 hektare, ada kebun karet, ada deposit batu, ada pantai, dan lainnya. Jadi, sangat mungkin ke depan kami buka investasi untuk pengembangan jenis usaha lain. Nantinya bisa jadi kawasan wisata terpadu dan menjadi destinasi wisata nasional, bahkan dunia. Ini akan menjadi simpul pertumbuhan ekonomi baru di Lampung,” pungkasnya.
Advertisement