Sukses

Sampari, Bacaan Anak Tentang Satwa Endemik dan Budaya Indonesia

Perusahaan mulai terlibat dalam berbagai upaya meningkatkan kecerdasan anak Indonesia. Salah satunya dengan bekerjasama menciptakan produk bernilai lebih.

Liputan6.com, Semarang - Sampari merupakan sebuah buku cerita anak. Ini merupakan kampanye pengenalan satwa endemik Indonesia. Melalui judul "Sampari: Si Cenderawasih" karya Michael Jakarimilena dan Floranesia Lantang, Sampari mengenalkan burung cendrawasih yang menjadi satwa endemik Papua dan Kepulauan Aru, Maluku, sebagai karakter utama.

Michael Jakarimilena, menuturkan bahwa buku tersebut dimaksudkan sebagai edukasi, bukan sekadar cerita.

" Agar mengetahui keberagaman satwa Indonesia, sekaligus menumbuhkan perasaan dan kepedulian pentingnya pelestarian spesies endemik yang semakin langka ini," kata Michael.

Selain bercerita tentang Cendrawasih, Sampari juga memperkenalkan satwa-satwa endemik lain. Burung Kasuari, kangguru pohon mantel emas, kus-kus, serta satwa-satwa lainnya yang hidup di Papua. 

"Ada edukasi tentang kearifan lokal Papua melalui tema-tema menarik seperti Hutan Sagu, Hutan Leluhur, Budaya Pegunungan Papua, serta tema terbaru yang akan segera diluncurkan, yaitu mengenai kehidupan masyarakat pesisir Papua," kata Michael.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukungan Kenko

Upaya baik edukasi anak-anak ini langsung mendapatkan dukungan PT Kenko Sinar Indonesia (Kenko Stationery). Produsen alat tulis ini mengajak Sampari bekerjasama dan hasilnya produk baru alat tulis sekolah.

William Salim dan Jameson Salim dari Kenko Stationary bercerita mengapa mereka dengan gembira terlibat dalam bekerjasama dengan pendiri Sampari, pasangan suami-istri, Michael Jakarimilena dan Floranesia Lantang.

"Inspirasi dari Sampari ini melahirkan produk alat tulis berkualitas dan kami yakin mampu mendukung kreativitas anak-anak Indonesia serta membangun budaya membaca dan menumbuhkembangkan kecintaan terhadap alam Indonesia," kata William.

Produk baru ini ditujukan untuk anak-anak berusia 6-12 tahun, seperti buku tulis, pensil, pensil warna, penghapus, krayon, kotak pensil, dan tempat file.

"Yang utama adalah menjalankan praktik bisnis berkelanjutan dengan produk berkualitas tinggi," sambung Jameson.

Sementara itu Floranesia menyebut tujuan kolaborasi yang utama adalah memberi ruang istimewa bagi anak-anak untuk mengekspresikan hasil karya tangan mereka.

"Kami berharap mereka dapat bangga akan karya yang dibuat, sambil tetap menghargai alam dan budaya Indonesia,” katanya.

Kepedulian terhadap alam, budaya, lingkungan hidup menjadi kunci bisnis yang berkelanjutan. Menurut Jameson Salim, membangun tradisi membaca dan kecintaan terhadap alam Indonesia, akan meningkatkan semangat rasa ingin tahu anak-anak.

"Nanti akan terus diperkenalkan keberagaman satwa endemik Indonesia kepada anak-anak dengan menggunakan karakter burung cendrawasih dan satwa endemik lainnya," kata William.

Kolaborasi yang tak hanya bersifat komersial ini diyakini akan bermuara pada kecintaan generasi berikutnya terhadap Indonesia, kecintaan kepada alam, budaya, kearifan lokal, dan semua hal tentang Indonesia.

"Tentu lebih maksimal jika produk yang mendukung memiliki kualitas yang tinggi," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini