Liputan6.com, Cirebon Peluang ekspor tak hentinya terus digali oleh pelaku usaha furnitur rotan Cirebon di tengah ketegangan dan eskalasi di Timur Tengah. Pelaku UMKM industri kreatif Cirebon ini kembali mengekspor furnitur rotan ke Prancis.
Kepala BI Cirebon Anton Pitono menyebutkan, kegiatan ekspor yang dilakukan Molja Furnitur Cirebon merupakan implementasi hasil bisnis matching dalam penyelenggaraan Ciayumajakuning Enterpreneur Festival di Kabupaten Kuningan beberapa waktu lalu.
"Ini bukti apa yang kami lakukan untuk keperluan UMKM, sehingga tmpat waktu dan efort yang kami berikan semata-mata bagi UMKM. Semoga dengan sinergi dan kolaborsi yang terjalin kita bisa kembangkan UMKM dalam tataran go ekspor," kata Anton usai melakukan pelepasan ekspor rotan Cirebon, Selasa (10/9/2024).
Advertisement
Baca Juga
Namun, kata dia, keberhasilan ekspor di kalangan UMKM bukan menjadi tujuan akhir. UMKM harus berkelanjutan melakukan kegiatan ekspor ke luar negeri.
Ia menyebutkan, ada 350 UMKM binaan BI Cirebon yang sebagian sudah banyak melakukan ekspor. Menurutnya, untuk meningkatkan ekspor, UMKM harus tingkatkan sens of bisnis hingga bagaimana ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku.
"Ketaatan terhadap ketentuan yang berlaku legalitasnya baik perusahaan maupun proses produksi maupun ekspor, kemudiaj kita bantu kembangkan marketingnya baik ekspo maupun digital, termasuk sertifikasi halal klo kuliner, utk furniture sudsh disampaikan bahwa buyer diluar sangat sensitif dgn isu lingkungan, humanisme seperti pemberian upah tenaga kerja sesuai UMK," ujarnya.
Meski demikian, Anton menegaskan kondisi ekspor Indonesia ke eropa menghadapi tantangan berat. Dengan kondisi geopolitik dan eskalasi konflik di wilayah timur yang semakin tinggi berpengaruh terhadap arus distribusi.
Ekspor ke Prancis
Menurutnya, kondisi geopolitik yang memanas berpengaruh terhadap tingginya ongkos kirim. Bila umumnya pengiriman melalui laut merah, harus memutar melalui laut Afrika.
"Namun demikian permintaan masih tetap ada meski kita tahu ekonomi dunia masih tidak bagus tapi tetap saja ada permintaan. Celah itu yang akan kami manfaatkan bekerjasama dengan kantor perwakilan kami di luar negeri, Kemendag, Kemenlu yang menjadi diplomat marketing di luar negeri," kata Anton.
Owner Molja Furnitur Cirebon Nopan Nurhakim Parlindungan Sinaga menyebutkan, akan mengirimkan ekspor 90 pcs sofa bed dari rotan ke Prancis.
"Ini ekspor ke 2 kami kirim ke Prancis dan Insya Allah bulan depan kirim lagi," kata Nopan saat mendampingi pelepasan ekspor bersama BI Cirebon, Selasa (10/9/2024).
Novan mengakui pada proses ekspor furnitur rotan terdapat beragam syarat yang harus dipenuhi. Ia juga mengaku sudah bertemu dengan salah satu perwakilan Kemendag terkait isu lingkungan dan human yang menjadi isu utama dalam kelancaran proses ekspor rotan.
Seraya menyampaikan apa yang disampaikan perwakilan Kemendag, Ia menyebutkan bahwa kemungkinan akhir tahun 2024 produk dari hasil hutan di Indonesia sulit masuk eropa.
"Itu yang sedang dilakukan pemerintah Indonesia negosiasi dengan FTA di luar negeri bahwa bahan yang dari hutan itu bukan produk yang dilindungi. Rotan ini tanaman yang menjalar kita potong ujung paling depan maka akan tumbuh lagi. Sosial humanis juga sudah lama diangkat. Banyak buyer dari luar negeri menanyakan kesejahteraan dan lainnya," ujarnya.
Advertisement