Sukses

Tim UGM Kembangkan Pengobatan Kanker Serviks dari Ekstrak Biji Salak Pondoh

Pengobatan kanker serviks dengan kemoterapi memiliki efek samping yang tinggi. Sehingga butuh pengobatan yang meminimalkan efek samping tersebut.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pengobatan kanker serviks terpopuler saat ini adalah dengan operasi, redioterapi dan kemoterapi, di mana pengobatan kemoterapi memiliki efek samping yang dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Melihat fakta ini tim Cisaheal UGM mengeksplorasi potensi obat herbal anti kanker serviks menggunakan kombinasi ekstrak biji salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) dan kulit jeruk pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) agar meminimalkan efek samping pengobatan.

Menurut Aditya Latiful Azis (Biologi 2022) memilih biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai agen anti kanker serviks karena mengandung senyawa polifenol, alkaloid, dan terpenoid, yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Sementara itu, pada kulit jeruk pamelo ditemukan senyawa flavonoid dan likopen, yang berpotensi memiliki sifat sitotoksik pada sel kanker.

“Pemanfaatan obat herbal sebagai alternatif terapi diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan obat modern,” kata Aditya dalam keterangan kepada wartawan, Kamis 12 September 2024.

Melalui kombinasi biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo ini menurut Aditya berpotensi menjadi pengobatan alternatif kanker serviks dengan efek samping yang minimum. Pada bagian biji salak dan kulit jeruk pamelo terkandung metabolit sekunder yang berpotensi dalam pengobatan anti kanker serviks.

“Sampah dari buah ini berpotensi meningkatkan jumlah limbah organik. Kami berharap dengan adanya penelitian ini dapat memperluas alternatif pengobatan pada kanker serviks menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan minim efek samping,” ujar Adit selaku ketua tim.

Aditya dan tim membuktikan efikasi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo, dengan beberapa tahapan uji, yaitu skrining profil fitokimia, uji in silico, uji aktivitas antiinflamasi, uji sitotoksisitas dan uji anti proliferasi dengan MTT assay, uji penghambatan migrasi sel HeLa, serta uji apoptosis. Penelitian selama 4 bulan ini terbukti kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo memiliki aktivitas anti inflamasi, menghambat migrasi sel HeLa, dan mampu memicu apoptosis pada sel kanker serviks.

“Kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo dapat menjadi alternatif terapi pada kanker serviks dengan memanfaatkan potensi alam,” ungkap Shabrina, selaku anggota tim.

Penelitian pengobtan kanker serviks ini didanai oleh Kemendikbudristek RI melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE). Tim Cisaheal UGM terdiri dari Aditya Latiful Azis (Biologi 2022), Asy Syifa Paras Ceria (Biologi 2022), Shabrina Farras Tsany (Kedokteran 2021), Rahmalia Diani Saffana (Kedokteran 2021), dan Faqih Fikri Nuryanto (Farmasi 2023) dengan dosen pembimbing Woro Anindito Sri Tunjung.

Simak Video Pilihan Ini: