Sukses

Sekda Jabar Minta Seluruh RSUD Berikan Pelayanan Cepat dan Prima untuk Masyarakat

RSUD Jabar Al-Ihsan dianggap bisa jadi contoh dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.

Liputan6.com, Bandung - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Herman Suryatman meminta kepada 59 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk memberikan pelayanan yang cepat dan prima kepada masyarakat.

Itu dikatakan Herman Herman saat menghadiri acara Penguatan RSUD se-Jabar di RSUD Jabar Al-Ihsan, Kabupaten Bandung, Kamis (12/9/2024).

"Kami berkomitmen bagaimana 59 RSUD di 27 kabupaten kota ini semuanya bagus. Pelayanannya prima, pelayanannya lebih cepat, lebih murah, lebih ringkas dan tentu lebih baik, dan itu harus dipersiapkan," ujar Herman ditulis Bandung (13/9/2024).

Herman mengatakan salah satu pelayanan yang diharapkannnya itu merujuk kepada RSUD Jabar Al-Ihsan di Kabupaten Bandung.

Herman menganggap RSUD Jabar Al-Ihsan dapat menjadi contoh bagi seluruh RSUD yang ada dalam memberikan pelayanan prima dan menebar kebermanfaatan bagi masyarakat.

"Rumah Sakit Al-Ihsan ini menjadi benchmark-nya, menjadi role model. Karena saat ini RSUD Al-Ihsan salah satu yang terbaik di Indonesia dan kita akan tularkan kebaikan di RSUD Al-Ihsan ke RSUD di kabupaten kota," kata Herman.

Herman menuturkan, pertemuan yang bertujuan untuk penguatan ini penting dilakukan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang prima bagi nyaris 50 juta penduduk Jabar.

"Kenapa penguatan penting? Untuk menjamin layanan kesehatan di rumah sakit di Jawa Barat untuk 50 juta penduduk Jawa Barat itu optimal. Karena layanan kesehatan salah satu layanan dasar yang harus kami seriusi untuk masyarakat Jawa Barat," sebut Herman.

Sementara itu, Direktur RSUD Jabar Al-Ihsan Dewi Basmala mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Nantinya, pelayanan yang telah diberikan RSUD Al-Ihsan dapat diduplikasi oleh RSUD di Jabar.

"Jadi kami dengan ARSADA, Asosiasi Rumah Sakit Daerah, tentu ingin membuat juga Jawa Barat itu RSUD-nya maju, sehingga mungkin ke depan kita akan membuat suatu prototype untuk Jawa Barat," ucap Dewi.

Hal senada dikatakan Ketua ARSADA Jabar Aceng Solahudin Ahmad. Menurutnya, pihaknya akan berupaya memajukan RSUD untuk mendorong Jabar menjadi provinsi terdepan dalam hal pelayanan kesehatan.

"Kami dari ARSADA Jawa Barat, di dalamnya adalah direktur rumah sakit daerah, Insya Allah semua direktur rumah sakit komitmen untuk memajukan rumah sakitnya dan dalam rangka mendorong Jawa Barat sebagai provinsi maju," sebut Aceng.

 

2 dari 3 halaman

Menkes Akui Fasilitas RSUD Banyak Kekurangan

Dilansir Kanal News Liputan6, sebelumnya pada awal 2023 lalu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan baru 12 persen dari total 514 rumah sakit umum daerah (RSUD) kota/kabupaten yang bisa melakukan operasi pemasangan ring jantung.

"Bayangkan baru 12 persen atau 55 RSUD, jadi ini tugas besar dan harus segera direalisasikan," kata Budi saat peresmian gedung baru RSUD Kota Bogor, Kamis (19/1/2023).

Padahal, jantung merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan kematian sekaligus menjadi beban tertinggi BPJS.

"Penyakit yang paling banyak di Indonesia itu jantung, lalu disusul stroke dan kanker," ujar Menkes Budi.

Tak hanya itu, Budi juga mengakui RSUD yang ada di seluruh wilayah Indonesia masih banyak kekurangan baik dari segi kapasitas ruangan, alat-alat kesehatan hingga dokter.

Untuk memenuhi layanan dasar ini, Budi menjanjikan akan melengkapi seluruh kekurangan itu sebelum masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi berakhir.

"Kita janji secara bertahap sampai Pak Jokowi selesai, kita mau melengkapi 514 RSUD di kabupaten/kota agar bisa melakukan intervensi pasang ring jantung, stroke, kemoterapi untuk kanker," pungkas Budi.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan dengan berdirinya gedung baru di RSUD ini dapat menambah jumlah kapasitas pasien rawat inap.

"Di RSUD ini 60 persen dari Kabupaten Bogor. Untuk itu memang perlu ada penambahan kapasitas dan dilengkapi fasilitas pendukung lainnya," ucap Bima.

 

3 dari 3 halaman

Pemenuhan Kebutuhan Dokter Spesialis di RSUD

Sebelumnya, guna mengejar kekurangan dokter spesialis di fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan pihaknya akan memenuhi kebutuhan tersebut.

"Jadi rumah sakit umum daerah pasti akan aku isi, fasilitasnya aku isi, dan SDM-nya aku kasih beasiswa, beasiswanya bisa fellowship," kata Menkes Budi Gunadi dalam kunjungannya ke RSUD Dr Moewardi, Solo, Sabtu, 10 Desember 2022.

Percepatan pemenuhan dokter spesialis dilakukan dalam masa jabatannya yang tersisa 1 tahun 11 bulan.

“Supaya lebih cepat karena waktu saya (sebagai Menkes) tinggal 1 tahun 11 bulan,” ungkapnya.

Upaya pemenuhan dokter spesialis dan fasilitas penunjang dilakukan sebagai bentuk transformasi sistem kesehatan Indonesia. Hal itu sesuai mandat dari Presiden RI Joko Widodo untuk melakukan transformasi kesehatan besar-besaran.

Dokter spesialis yang menjadi prioritas pemenuhan di RSUD adalah spesialis penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.

Dokter spesialis tersebut antara lain spesialis onkologi untuk penyakit kanker, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis neurologi untuk penyakit stroke, serta spesialis nefrologi untuk penyakit ginjal.

Fokus pada Penanganan Jantung

Dalam hal penyakit jantung, diketahui tidak semua provinsi memiliki rumah sakit dengan fasilitas untuk pemasangan ring di jantung.

Data saat ini dari 34 provinsi yang bisa melakukan operasi pasang ring hanya 28 provinsi. Kalau pasien tidak bisa dipasang ring maka tindakan berikutnya adalah bedah jantung terbuka. Ini jumlahnya turun lagi dari 28 provinsi hanya 22 provinsi yang bisa.

Dikatakan Budi Gunadi, pihaknya punya target bahwa rumah sakit di seluruh provinsi pada 2024, harus bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker. Akses layanan dan standar layanan tertentu untuk jantung, stroke, dan kanker harus rata tersedia di seluruh provinsi.

Video Terkini