Sukses

PKS: Sosialisasi Cawali Adalah Belanja Masalah Publik

Dalam helatan Pilwakot Semarang, PKS mendukung pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso, dan masih menggunakan cara lama yakni model sales door to door.

Liputan6.com, Semarang - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kota Semarang mengusung pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso dalam Pilkada Kota Semarang 2024. Bersama mayoritas partai di parlemen, PKS menargetkan kemenangan mutlak.

Anggota DPRD kota Semarang, Joko Widodo saat membekali kader PKS di daerah pemilihannya menyebut bahwa gerakan ketok pintu door to door mungkin dianggap gerakan lama, namun tentu ada sesuatu yang baru yang bisa dieksplorasi.

"Karakter silaturahmi langsung adalah ada hal-hal baru yang bisa menjadi ide. Utamanya bagi kita adalah belanja masalah, bukan sekadar mengajak masyarakat memilih calon," kata Jokowi.

Gaya kampanye belanja masalah tersebut diyakini menjadi pembeda. Menurut Joko Widodo, selama ini dalam kampanye apapun, lebih banyak kandidat yang merasa mengetahui masalah publik dan menjanjikan solusi.

"Dengan belanja masalah, juga mengharuskan si juru kampanye untuk mengawal penuntasan solusinya," katanya.

Ditambahkan bahwa PKS Semarang mendukung Yoyok Sukawi karena CEO PSIS Semarang ini adalah tokoh muda yang berkarakter open minded atau berpikiran terbuka. 

"Mas Yoyok juga menyampaikan komitmennya agar kami mengawal realisasi solusi atas masalah masyarakat. Artinya, semua memiliki tanggungjawab. Termasuk kader PKS yang menjadi petugas gerakan door to door, dipilih kader lokal sehingga selain kedekatan juga memiliki tanggungjawab menjaga nama baik dirinya sendiri, partai, maupun kandidat," katanya.

Joko tak menjanjikan jumlah suara dari dapilnya. Ia optimis masyarakat mampu mengartikulasikan masalah mereka, berkoordinasi untuk penyelesaian, dan muaranya adalah tingginya perolehan suara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini