Sukses

Potret Haru Pegulat Putri Kalsel dan Kaltim Gantung Sepatu Usai Tanding di PON XXI Aceh-Sumut 2024

Tangis haru terpancar dari wajah Dewi Ulfah, atlet Kalimantan Timur (Kaltim), usai bertanding pada Cabor Gulat PON XXI Aceh-Sumut 2024, di GOR Binjai, Sumut, Rabu malam, 19 September 2024.

Liputan6.com, Binjai Tangis haru terpancar dari wajah Dewi Ulfah, atlet Kalimantan Timur (Kaltim), usai bertanding pada Cabor Gulat PON XXI Aceh-Sumut 2024, di GOR Binjai, Sumut, Rabu malam, 19 September 2024.

Meski harus puas meraih perunggu di Kelas 76 Kilogram (Kg), Dewi Ulfah tetap puas, karena di pertandingan ini sudah mempersiapkan diri untuk gantung sepatu, pensiun sebagai atlet gulat.

Keputusan Dewi tidak disang-sangka para penonton yang menyaksikan langsung laga Cabor Gulat PON XXI di GOR Binjai. Dewi tiba-tiba melepaskan sepatu yang dipakai sebagai tanda pemberitahuannya untuk gantung sepatu.

Keputusan gantung sepatu tidak hanya diambil Dewi Ulfa, atlet Kaltim. Atlet dari Kalimantan Selatan (Kalsel), Natrusnicu Roxana Andrea, juga mengambil keputusan yang sama usai bertanding dan menyabet perak juga di Kelas 76 Kg Gaya Bebas Putri.

Setelah Upaca Penghormatan Pemenang (UPP), Dewi Ulfa menceritakan kiprahnya sebagai atlet gulat. Dirinya pertama kali menggeluti gulat sejak 2004, dan saat itu menjadi wanita pertama.

"PON XXI Aceh-Sumut 2024 ini merupakan PON kelima bagi saya. Selama mengikuti PON, saya sudah meraih 3 kali emas, 1 perak, dan 1 perunggu," ungkapnya.

 

2 dari 4 halaman

Putuskan Pensiun di PON XXI Aceh-Sumut 2024

Sejak lama berkiprah sebagai atlet gulat, Dewi memutuskan pensiun sebagai atlet atau gantung sepatu di usia 38 tahun. Keputusan berat diambilnya usai berlaga di PON XXI Aceh-Sumut 2024.

"Ini keputusan berat. Tapi bagi saya, sudah saatnya gulat regenerasi. Akhirnya, saya memutuskan di Binjai ini yang terakhir, gantung sepatu," ucapnya.

Dewi Ulfah berpesan kepada para atlet muda jangan pernah lelah, terus serius dan semangat dalam berlatih. Karena menjadi sang juara tidak mudah, berlatihlah terus menerus. Jangan cepat puas.

Dewi juga mengaku cukup banyak kesan yang dirasakannya sebagai atlet gulat. Seperti bisa jalan-jalan ke luar negeri, berlatih sambil jalan-jalan. Sedihnya adalah meninggalkan keluarga.

"Ini saya meninggalkan anak. Kemarin anak saya habis kecelakaan, saya agak sedikit bimbang. Medali ini saya persembahkan untuk dia (anak) dan mama saya," bebernya.

3 dari 4 halaman

Berencana Jadi Pelatih Gulat

Pegulat putri Kalsel, Natrusnicu, yang juga memutuskan gantung sepatu, mengungkapkan, memulai gulat sejak umur 9 tahun, dan asalnya dari Romania, Eropa Timur. Di usianya yang sudah 35 tahun, Natrusnicu merasa sudah cukup.

"Saya mau jadi pelatih saja. Karena sebenarnya usia-usia seperti saya ini sadar-sadar saja. Di PON ini, syukur dapat medali perak," ucapnya.

Bagi Natrusnicu, setiap perjuangan saat bertanding sangat luar biasa. Apalagi saat ini dirinya sudah menjadi seorang ibu, di rumah sudah ada anak yang menunggunya. Hal ini lebih berat baginya di banding orang-orang yang lebih muda.

"Alhamdulillah, syukur untuk semuanya apa yang saya dapat di gulat. Akhirnya, saya memutuskan di PON kali ini, di GOR Binjai, sudah cukup untuk semuanya, mau jadi pelatih saja," ungkapnya lagi.

4 dari 4 halaman

Raih Berbagai Prestasi

Natrusnicu berkiprah di gulat sejak usia 9 tahun, dan pernah juara Eropa, juga pernah juara di Asian Championship, serta juara PON 2026. Dari kompetisi-kompetisi itu, Natrusnicu sudah merasakan mendapat medali emas, perak, dan perunggu.

"Sudah lengkap. Saya berpesan untuk pegulat muda, disiplin, tetap semangat. Karena olahraga itu, hari ini bisa menang, besok bisa kalah. Tetap semangat, selalu bersyukur," Natrusnicu menandaskan.