Liputan6.com, Denpasar - I Made Astawa atau yang karib dikenal Made Dollar menggelar pameran tunggal bertajuk 'Layers Dimention' di Griya Santriyan Art Sanur, Denpasar, Bali. Satu bulan ini Made Dollar sudah mengadakan pameran tunggal di Jakarta yang akan berakhir pada 1 November 2024 di gelar di Yulindra Gallery Jakarta Selatan.
Sementara untuk di Bali, pameran baru dibuka dan akan ditutup pada 31 Oktober 2024.
Made Dollar menjelaskan konsep pamerannya itu mengusung tema 'Layers Dimention' itu terinspirasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Dirinya menjelaskan, aktivitas masyarakat Bali bisa menjadikan ide untuk dirinya membuat lukisan berlayer-layer.
Advertisement
Di mana masyarakat Bali sudah terbiasa melakukan kegiatan yang dilakukan secara bersamaan untuk mempersiapkan sebuah upacara agama.
"Pameran tunggal ini bertajuk Layer Dimension. Yang dimaksud garis yang berlapis atau gerakan yang berlapis-lapis seperti halnya orang-orang di Bali yang selalu menginspirasi saya dalam konteks berkarya," kata dia di sela pameran di Griya Santriyan, Sanur, Bali, Sabtu (21/9/2024).
Baca Juga
Menurutnya masyarakat Bali dalam keseharianya khususnya pada aktivitas ritual bisa melakukan layer-layer salah satunya adalah metanding. Masyarakat Bali bisa menempatkan berlapis-lapis aktivitas yang saling berkaitan secara terus-menerus, sehingga itu menjadi satu bagian dari upacara atau ritual untuk kepentingan tradisi budaya dan adat yang berlaku.
"Karena saya sendiri berawal dari menjadi seorang pengayah di desa, menjadi seorang Bendesa di satu Pura Dadia (tempat pemujaan untuk mendoakan roh suci leluhur yang telah menjelma kembali sebagai manusia). Inilah yang menginspirasi saya karena kapan hari melihat ritual itu terjadi. Kadang saya yang memimpin, mempersiapkan itu, dan ikut menata," ujar dia.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Metanding Jadi Inspirasi Karya Seni Lukis
Hal tersebut yang akhirnya bisa menjadi inspirasinya membuat lukisan yang saat ini dia pamerkan di dua kota Bali dan Jakarta itu. Katanya, energi dari aktivitas masyarakat Bali untuk mempersiapkan ritual menurutnya sangata luar biasa.
Ia mencontohkan, masyarakat Bali mayoritas pemeluk agama HInduyang akan selalu dilibatkan dengan berbagi ritual. "Umat Hindu atau kita yang melakukan ritual itu ada keriuhan. Di mana ada keriuhan, ada banyak hal yang terjadi. Tetapi kekusyukan, keseriusan, pemaknaan, dan juga penjiwaan itu selalu ada," imbuhnya.
Berdasarkan hal itu, ia menangkap satu metode dalam menghasilkan karya seni lukis menjadi karya seni yang menarik yang layak dipertontonkan kepada khalayak ramai. Tahapan-tahapan masyarakat Bali dalam melakukan ritual tersebut ia lakukan sebagai metode dalam melukis.
"Ini saya mencoba mewakili atau mengambil makna atau energi yang ada di dalam ritual itu ke dalam canvas. Setelah karya itu jadi saya memberikan ruang bebas kepada audiens untuk menafsirkan karya saya. Bagaimana imajinasi audiens itu sendiri," ungkap Made Dollar.
Made Dollar mengaku, ketika ada pengunjung atau orang yang melihat lukisannya entah dalam pameran atau di galeri seni miliknya yang bisa menemukan sebuah rasa saat, ia menyebut ia telah berhasil membuat sebuah karya seni yang menginspirasi dari aktivitas masyarakat Bali.
"Di sanalah keberhasilan saya. Saya rasakan dan dengan metode itu kemudian melihat dari inspirasi itu di dalam karya saya itu saya wakilkan," katanya.
Sementara itu, mentanding (kegiatan mempersiapkan kebutuhan upacara agama) yang menjadi salah satu inspirasinya itu terdapat komposisi aktivitas atau kegiatan yang berlapis-lapis. Dalam lukisan karyanya Made Dollar membuat garis yang kemudian dipadukan dengan warna dan menyelipkan ornamen.Â
Lukisan milik Made Dollar yang dipamerkan ada 17 lukisan dengan jenis 2 karya seni lukisan dengan 3 panel. Momentum pameran yang digelar Made Dollar berbarengan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Lukisan yang saat ini dia pamerkan adalah karyanya yang dibuat dari tahun 2002, 2003 dan dominasi karyanya tahun 2004.
Advertisement