Sukses

Penghargaan Kepada Wali Kota Semarang di Etape Akhir

Menjelang berakhirnya masa jabatan Wali Kota Semarang, Mbak Ita terus mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak.

Liputan6.com, Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mendapat dua penghargaan bidang ketahanan pangan dalam waktu hampir bersamaan. Penghargaan pertama diterima dari Jawa Pos Radar Semarang dan yang kedua diperoleh dari TV One.

Jawa Pos Radar Semarang memberikan penghargaan Anugerah Jawa Pos Radar Semarang 2024 dengan tema ‘Dedikasi Membangun Negeri’. 

Penghargaan kepada Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu dengan kategori Dedikasi Membangun Negeri. Mbak Ita dipandang  berhasil menciptakan dan menginisiasi Kota Ketahanan Pangan melalui urban farming dan lainnya. Di samping itu, Pemkot Semarang juga meraih penghargaan yang diberikan kepada Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang, yang berhasil menciptakan Transportasi Ramah Disabilitas. 

“Penghargaan ini tentu tidak mudah untuk didapat,” kata Mbak Ita.

Ditambahkan, menciptakan ketahanan pangan butuh inovasi. Tujuannya, Semarang bisa mewujudkan daulat pangan. Sedangkan penghargaan untuk transportasi umum ramah disabilitas, Bus Rapid Transit, Trans Semarang menyediakan armada bus low decker dan micro bus disabilitas yang memudahkan penyandang disabilitas.

Sementara itu, penghargaan lain didapat dalam ajang Penghargaan TV One Inovasi Membangun Negeri 2024. Penghargaan ini juga merupakan apresiasi sektor ketahanan pangan untuk pencegahan stunting.

 

 

2 dari 2 halaman

Urban Farming

Yang paling menonjol adalah pengenalan urban farming yang mendapat antusiasme tinggi sebagai wujud respon warga. Kini titik pengembangan urban farming sudah mencapai ratusan.

Untuk mengelola hasil urban farming ini, dibentuk BUMP (Badan Usaha Milik Petani) Lumpang Semar Sejahtera untuk memperkuat rantai pasokan makanan. Serta Gerakan Pangan Murah bernama Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat secara murah dan berkualitas.

Tak hanya itu, Mbak Ita juga menginisiasi program “Semar Mrantasi” hingga penanaman padi Biosalin yang adaptif di lahan payau dan banjir rob di pesisir Semarang yang merupakan hasil kerja sama dengan BRIN. 

Sedangkan untuk penanganan stunting, angka prevalensi stunting turun dari 21,30 persen pada tahun 2021 menjadi 10,40 persen di tahun 2022.

"Salah satu program yang menonjol adalah SANPIISAN (Sayangi, Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang) yang mendapat penghargaan pula dari PBB," kata Mbak Ita.

Lebih lanjut menurutnya sejumlah penghargaan yang telah diraih oleh Pemerintah Kota Semarang merupakan bonus namun juga tambahan motivasi bagi pihaknya untuk terus melakukan sejumlah inovasi lain guna melakukan percepatan target zero stunting dan juga penguatan ketahanan pangan di Kota Semarang.