Sukses

Puncak Bibis Bakal Disulap Jadi Sentra Ekonomi Baru Bantul Barat

Pemdes Guwosari menurut Masduki telah memproyeksikan kehadiran UIN Sunan Kalijaga ini akan menjadi motor penggerak perekonomian bagi kawasan Puncak Bibis dan umumnya Bantul Barat.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sempat dicap sebagai kawasan perbukitan yang gersang dan jauh dari Kota Yogyakarta, kawasan Puncak Bibis yang berada di Bantul menjelma menjadi pusat ekonomi baru. Hadirnya perumahan di sana, sementara ini menasbihkan Puncak Bibis sebagai pusat kuliner dan sport tourism. Pucak Bibis adalah bukit tertinggi yang berada di Bantul bagian barat. Bersama dengan Bukit Bintang di Kecamatan Piyungan yang ada di Bantul timur, Pucak Bibis ibaratnya adalah menara pandang Kota Yogyakarta sisi barat.

Berjarak 17 Km dari titik Nol Kota Yogyakarta, Puncak Bibis bisa ditempuh melalui Jalan Bantul, kemudian masuk ke sentra gerabah Kasongan. Ke arah barat sejauh 2 Km, dari perempatan balai desa Bangunjiwo ke kiri terus ke selatan hingga menemui tanjakan. Di situlah titik tertinggi Puncak Bibis. Kawasan ini terbagi dua wilayah, ada bagian yang masuk ke Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan. Namun yang paling terluas adalah wilayahnya masuk ke dua pedukuhan, Pringgading dan Kembang Putih Desa Guwosari.

“Jadi kawasan Desa Guwosari sisi utara, merupakan lokasi yang strategis karena dalam tata ruang tata wilayah menjadi ruang pemukiman dan pendidikan,” kata Kepala Desa Guwosari, Masduki pada Senin (23/9/2024).

Sebagai kawasan permukiman, kawasan Puncak Bibis telah dibangun sedikitnya tiga kompleks rumah bersubsidi. Diperkirakan berbagai pemukiman akan bermunculan seiring dibangunnya Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga seluas 73 hektare dalam beberapa tahun ke depan. Pemdes Guwosari menurut Masduki telah memproyeksikan kehadiran UIN Sunan Kalijaga ini akan menjadi motor penggerak perekonomian bagi kawasan Puncak Bibis dan umumnya Bantul Barat. “Saat ini pun dengan kehadiran pemukiman-pemukiman baru, warga di sekitar kawasan Puncak Bibis telah berhasil menjadikan area ini sebagai kawasan jujugan di akhir pekan,” terangnya.

Bagaimana tidak, kehadiran tanjakan sejauh 800 meter dan banyaknya jalan-jalan alternative yang masih sejuk di pagi hari mengundang banyak orang berolahraga. Mulai dari bersepeda, jalan kaki, maupun jogging. Kunjungan dari warga di luar Guwosari maupun Bangunjiwo semakin meningkat di akhir pekan setelah hadirnya lima pusat kuliner yang membidik segmen berbeda. Mulai dari sajian makanan bubur ndeso khas Bantul di warung Bu Yati, kemudian nasi ramesan yang dikemas prasmanan di Angkringan Puncak Bibis. Ada kuliner yang membidik segmen menengah ke atas seperti masakan oriental yang disajikan warung Cak Sule, penampilan live music di angkringan berskala café di Kopi Randu dan tempat kumpul yang eksklusif di Bee Dyoti.

Empat dari lima pusat kuliner ini menawarkan pemandangan yang sama, area luas persawahan yang masuk wilayah Desa Bangunjiwo dan siluet gedung-gedung di bagian barat Kota Yogyakarta. “Karena masa depannya yang diproyeksikan berkembang pesat, kami Pemdes Guwosari telah mengusulkan pelebaran jalan utama ke Pemkab Bantul. Harapannya dengan penambahan lebar total empat meter ini akan mempermudah akses transportasi dan masuknya angkutan massal,” lanjut Masduki.

Sementara, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebut kedepan kehadiran kampus UIN Sunan Kalijaga yang berada di sisi timur Gua Selarong pastinya akan memberi manfaat banyak bagi masyarakat.

“Konsep forest campus yang pernah dipaparkan oleh Rektorat akan memiliki dampak positif terhadap kondisi sosial, ekonomi, sosio-kultural masyarakat sekitar kampus, bahkan mendukung konsep pengembangan Bantul sebagai Bantul Kota Mandiri," katanya.