Liputan6.com, Palangka Raya - Polisi terus melakukan pendalaman terkait aksi pembajakan kapal Tugboat Royal 17, oleh sekelompok perompak di perairan Tanjung Malatayur, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng). Aksi pembajakan tersebut terjadi pada Jumat (20/9/2024) lalu.
Peristiwa pembajakan itu berawal saat kapal Tugboat Royal 17 yang menggandeng tongkang bermuatan Fatty Acid Methyl Ester atau biodiesel. Kapal ini berlayar dari Pelabuhan Bagendang, Sampit, Kalteng menuju Stagen, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Namun, saat kapal yang dinakhodai Ibrahim melintas di Tanjung Malatayur, tiba-tiba dihampiri perahu kecil yang berisi para perompak. Hingga akhirnya, peristiwa pembajakan tersebut terjadi dan membuat seluruh anak buah kapal (ABK) tak berdaya.
Advertisement
Baca Juga
Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Erlan Munaji mengatakan, para perompak tersebut berjumlah 5 orang. Hal tersebut ia dapatkan berdasarkan keterangan para saksi.
"Para ABK tersebut kini masih kami lakukan pemeriksaan terkait keterangan peristiwa tersebut, untuk menjadi bahan kami dalam melakukan proses penyelidikan," ucapnya, Rabu (25/9/2024).
Dalam menjalankan aksinya, kawanan perompak menggunakan menggunakan penutup wajah, senjata api dan senjata tajam. Mereka juga sempat menyekap 14 ABK, hingga akhirnya dibebaskan setelah berhasil mengasak barang berharga yang ada di dalam kapal.
Hasilnya, para bajak laut itu berhasil membawa kabur 21 unit handphone, uang tunai sebesar Rp 17 Juta, 9 radio komunikasi, 1 unit line throwing, 1 unit radar Furuno, 1 teropong, GPS Furuno dan muatan tongkang.
Untuk memburu pelaku, Polda Kalteng menggandeng Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud). Pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan kasus tersebut hingga mendapatkan titik terang.
"Kami maksimalkan upaya penyelidikan untuk segera bisa meringkus para pelaku perompakan tersebut," Erlan mengakhiri.