Sukses

27 September Hari Pariwisata Sedunia, Begini Sejarahnya

Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling cepat berkembang di dunia, dengan memberikan lapangan pekerjaan kepada jutaan orang.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun pada tanggal 27 September ditetapkan sebagai Hari Pariwisata Sedunia. Merupakan momen penting bagi seluruh dunia untuk merayakan dampak positif pariwisata terhadap ekonomi, sosial, dan budaya.

Peringatan ini pertama kali dicanangkan oleh Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) pada tahun 1980 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang peran pariwisata dalam masyarakat internasional serta memperkuat kontribusi pariwisata terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan.

Pariwisata tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting dalam mempromosikan perdamaian dan pemahaman antarbudaya. Melalui interaksi dengan budaya dan masyarakat lokal, wisatawan dapat lebih memahami keanekaragaman global yang ada.

Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling cepat berkembang di dunia, dengan memberikan lapangan pekerjaan kepada jutaan orang dan berkontribusi besar terhadap PDB banyak negara.

Di Indonesia sendiri, pariwisata menjadi sumber penghasilan utama bagi banyak daerah, terutama daerah-daerah yang memiliki keindahan alam dan kekayaan budaya yang luar biasa.

Bali, misalnya, sudah dikenal dunia sebagai destinasi wisata kelas dunia, sementara tempat-tempat lain seperti Yogyakarta, Raja Ampat, dan Lombok juga semakin populer.

Namun, meskipun sektor ini terus berkembang, tantangan tetap ada, terutama dalam hal pelestarian lingkungan dan budaya lokal yang terancam oleh dampak negatif pariwisata massal.

Peringatan Hari Pariwisata Sedunia juga menjadi kesempatan untuk merenungkan pentingnya pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan adalah bentuk pariwisata yang memperhatikan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi secara menyeluruh.

2 dari 2 halaman

Momen Penting

Hal ini melibatkan upaya untuk menjaga kelestarian alam, melestarikan warisan budaya, serta memastikan bahwa manfaat ekonomi pariwisata dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak negara dan organisasi yang berupaya mengembangkan pariwisata yang lebih ramah lingkungan dan lebih adil secara sosial.

Perkembangan teknologi juga memberikan dampak signifikan terhadap industri pariwisata. Kemajuan teknologi digital memungkinkan wisatawan untuk dengan mudah mencari informasi, memesan tiket, dan merencanakan perjalanan mereka dengan lebih efisien.

Media sosial juga berperan besar dalam mempromosikan destinasi wisata baru, di mana pengunjung dapat berbagi pengalaman mereka secara real-time dengan jutaan orang di seluruh dunia.

Namun, kemajuan teknologi ini juga membawa tantangan, terutama terkait dengan overturisme, di mana jumlah pengunjung yang terlalu banyak dapat merusak ekosistem lokal dan merugikan masyarakat setempat.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia beberapa tahun terakhir menjadi tantangan besar bagi sektor pariwisata global. Pembatasan perjalanan, penutupan tempat wisata, dan ketakutan akan penyebaran virus membuat industri pariwisata mengalami penurunan drastis.

Namun, di tengah situasi sulit ini, sektor pariwisata mulai menunjukkan ketahanan dengan mengadopsi protokol kesehatan ketat serta menerapkan model pariwisata domestik dan virtual. Hari Pariwisata Sedunia 2024 menjadi momen untuk merefleksikan pembelajaran dari krisis tersebut serta memperkuat komitmen terhadap pemulihan yang lebih baik.

Untuk Indonesia, peringatan Hari Pariwisata Sedunia juga menjadi kesempatan bagi para pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat umum untuk bersinergi dalam mengembangkan sektor pariwisata yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan, pelatihan sumber daya manusia yang berfokus pada pariwisata berkelanjutan, serta promosi destinasi wisata lokal yang kurang dikenal menjadi beberapa langkah strategis yang perlu diambil.

Meningkatkan kesadaran wisatawan tentang tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan budaya lokal juga menjadi bagian penting dari upaya ini. Di sisi lain, budaya lokal merupakan salah satu daya tarik utama pariwisata di Indonesia.

Tradisi, seni, kuliner, dan adat istiadat yang beragam menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman wisata di Nusantara. Oleh karena itu, melestarikan dan mempromosikan budaya lokal harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan sektor pariwisata.

Peringatan Hari Pariwisata Sedunia mengingatkan kita bahwa pariwisata bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang penghargaan terhadap warisan budaya yang ada di setiap sudut dunia.

Hari Pariwisata Sedunia adalah peringatan yang mengingatkan kita akan pentingnya pariwisata dalam memperkuat ekonomi, melestarikan budaya, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Di era globalisasi ini, pariwisata tidak hanya menjadi sarana rekreasi, tetapi juga alat untuk mempromosikan pemahaman dan perdamaian antarbangsa. Tantangan seperti overturisme, pelestarian budaya, dan dampak lingkungan harus dihadapi dengan serius, sehingga pariwisata dapat terus memberikan manfaat positif bagi dunia di masa depan.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

Video Terkini