Liputan6.com, Jakarta Pasangan Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen, atau yang dikenal dengan sebutan Mari-Yo, resmi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua sebagai salah satu calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan bersaing dalam Pilkada serentak pada 27 November mendatang. Dengan visi besar Papua Cerah (Cerdas, Sejahtera, dan Harmoni) yang diusung, Mari-Yo berkomitmen untuk membawa Papua menuju masa depan yang lebih cerdas, sejahtera, dan harmonis.
Visi Papua Cerah ini tidak hanya sekadar slogan, tetapi merupakan komitmen nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua melalui pendidikan, kesehatan, keamanan, dan pembangunan sosial yang merata. Mathius Fakhiri, yang dikenal karena kiprahnya sebagai mantan Kapolda Papua, serta Aryoko Rumaropen, yang pernah memimpin Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua, membawa rekam jejak yang solid dalam membangun Papua.
Selama menjabat sebagai Kapolda, Mathius Fakhiri telah mendorong banyak kebijakan afirmatif yang berdampak langsung pada masyarakat Papua, khususnya dalam peningkatan keterlibatan putra daerah di institusi kepolisian. Sejak tahun 2021, ribuan pemuda Papua telah bergabung menjadi anggota polisi, dengan program yang diproyeksikan terus berlanjut hingga 2028.
Advertisement
"Salah satu hal yang selalu menjadi fokus saya adalah memberikan kesempatan kepada putra daerah untuk berkontribusi langsung dalam menjaga keamanan tanah mereka sendiri. Keberhasilan ini adalah bukti bahwa anak-anak Papua memiliki potensi besar yang harus terus didukung," ujar Mathius Fakhiri dalam sebuah wawancara.
Selain itu, Aryoko Rumaropen, melalui posisinya di BPSDM, juga berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Papua. Program-program beasiswa dan pendidikan yang ia jalankan telah mengirimkan banyak pelajar Papua untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, serta mendukung pelajar lokal dalam mengakses pendidikan tinggi di dalam negeri.
Tidak hanya berhenti pada pendidikan dan lapangan pekerjaan, Mari-Yo juga fokus pada peningkatan taraf hidup masyarakat Papua. Salah satu agenda utamanya adalah memastikan setiap warga Papua memiliki akses terhadap kebutuhan dasar, seperti pangan, kesehatan, dan perumahan layak huni. Grand design yang disiapkan Mari-Yo, sejalan dengan program pemerintah pusat, bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting yang masih menjadi tantangan di beberapa wilayah.
"Setiap orang berhak untuk hidup layak, dan kami bertekad memastikan bahwa setiap rumah di Papua adalah tempat yang layak huni. Kami juga siap untuk mendukung penuh program pemberian makanan gratis dari pemerintah pusat, yang tentunya akan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat," tambah Mathius Fakhiri.
Dalam aspek keamanan, rekam jejak Mathius sebagai mantan petinggi kepolisian membawa keyakinan bahwa ia mampu meningkatkan keamanan di Papua. Beberapa inisiatif yang direncanakan antara lain adalah penguatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) serta pemasangan CCTV di titik-titik rawan. Program ini diharapkan dapat mengurangi angka kriminalitas dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi masyarakat Papua.
"Kami ingin masyarakat Papua merasa aman di rumahnya sendiri. Langkah-langkah penguatan keamanan lingkungan akan menjadi salah satu fokus utama kami," jelasnya.
Program Mari-Yo
Visi Papua Harmoni yang juga menjadi bagian dari program Mari-Yo akan diwujudkan dengan memperkuat interaksi sosial di kalangan masyarakat. Salah satu inisiatif yang tengah disiapkan adalah penguatan jaringan komunikasi, terutama di wilayah-wilayah terpencil, sehingga masyarakat dapat terhubung dengan dunia luar melalui teknologi digital.
"Interaksi sosial adalah kunci dalam membangun harmoni di masyarakat. Kami akan memastikan bahwa seluruh wilayah Papua, termasuk yang terluar, memiliki akses terhadap internet sehingga setiap warga dapat saling terhubung," ungkap Aryoko Rumaropen.
Selain itu, Mari-Yo berencana untuk memberdayakan lembaga adat dan agama di Papua. Dewan Kesenian Papua, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian, akan dihidupkan kembali untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal. Begitu pula dengan lembaga-lembaga agama, yang akan menjadi mitra penting dalam upaya membangun moral dan spiritualitas masyarakat Papua.
Mathius Fakhiri menegaskan bahwa visi dan misi Papua Cerah bukan hanya janji kampanye, tetapi merupakan rencana nyata yang sudah matang. “Kami telah menyusun strategi dan program kerja yang konkret untuk lima tahun ke depan. Semua ini demi masa depan Papua yang lebih baik dan cerah,” tutupnya.
Visi, misi, serta program-program yang diusung oleh Mari-Yo akan disampaikan lebih detail dalam rangkaian kampanye yang akan berlangsung di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Papua.
Advertisement