Liputan6.com, Jakarta Pemkab Purwakarta melalui Dinas Pendidikan setempat, sejauh ini terus berupaya memaksimalkan pembelajaran yang menitik beratkan pada kurikulum berbasis lingkungan atau ekologi kearifan lokal bagi para pelajar.
Program tersebut, juga merupakan implementasi dari program Pendididikan Berkarakter yang telah berjalan cukup efektif sejak 2015 lalu di wilayah ini. Tujuan dari program pendidikan di Purwakarta itu sendiri, tak lain untuk mendorong dan membangun karakter serta kemandirian anak sejak dini.
Salah satu perwujudan dari program tersebut, yakni Tatanen di Bale Atikan (TDBA) yang dalam bahasa Indonesia mengandung arti bertani di lembaga pendidikan. Cara ini, dinilai efektif untuk menciptakan kemandirian pangan dari mulai sekolah.
Advertisement
Baca Juga
Meski begitu, program TDBA sendiri tak melulu soal pembelajaran mengenai pertanian. Lebih dari itu, konsep luas dari program tersebut yakni menyelamatkan ekosistem dari kerusakan.
Saat ini, program TDBA yang digagas Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta ini, kembali bertransformasi. Wujudnya, berupa pembangunan Bale Mandala Karsa (Sustainable Creation Hub). Ini, merupakan inovasi baru hilirisasi pendidikan di wilayah ini.
Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta Norman Nugraha, mengatakan bahwa tranformasi pendidikan dengan program tatanen di bale atikan, sekolah ekologi, arboretum bambu Linuhung, sekolah untuk keterampilan masyarakat dan Bale Mandala Karsa yang digagas Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta merupakan upaya peningkatan sumber daya manusia yang unggul.
"Bahkan, program-program yang digulirkan Dinas Pendidikan ini merupakan perwujudan dari penguatan pendidikan karakter yang sangat luar biasa di Kabupaten Purwakarta," ujar Norman, belum lama ini.
Menurut Norman, inovasi tranformasi pendidikan ini bisa menjadi satu potensi yang kiranya bisa diintegrasikan antara dunia pendidikan ke depan dengan sektor lainnya. Seperti, dengan sektor ketenagakerjaan, supporting terhadap UMKM, dan lainnya.
Mandala Karsa
Hal ini bisa dimulai dan bisa diawali dari satu tempat yang namanya Bale Mandala Karsa ini. Selain itu, Norman melihat potensi-potensi ke arah sana sangat memungkinkan.
"Saya ingin bahwa Kabupaten Purwakarta atau anak-anak Purwakarta ini bisa mandiri. Seperti tujuan akhirnya seperti itu tidak lagi berbicara bahwa nanti saya harus kerja di mana tidak lagi berbicara nanti saya sudah besar mau menjadi apa karena dari sejak dini ini sudah terlihat arahnya akan kemana," tegas dia.
Dengan demikian, pihaknya berharap bahwa pendidikan bisa memberikan dampak positif terhadap semua bidang. Bagaimana pertumbuhan ekonominya. Bagaimana ketahanan pangannya. Bagaimana pengendalian inflasi dan lain sebagainya.
Inovasi tranformasi pendidikan seperti Mandala Karsa ini nanti akan coba diterapkan juga di seluruh perangkat daerah, kecamatan dan desa-desa yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto, mengatakan, Bale Mandala Karsa didirikan sebagai sustainable creation hub atau sebagai pusat kreasi berkelanjutan, yang menjadi ruang ekspersi kreativitas pelajar.
"Mandala Karsa sendiri menjadi sarana hilirisasi dari program-program transformasi pendidikan dan pembelajaran di Purwakarta," ujar pria yang akrab disapa Kang Ipung ini.
Ia menilai, Mandala Karsa adalah bagian penting dari program TdBA yang dapat membuktikan bahwa transformasi yang terjadi di Purwakarta bukan hanya transformasi pendidikan semata. Tetapi juga menjadi transformasi sistem pangan dan transformasi sistem tata kelola lingkungan.
Salah satu bagian penting dari program TdBA adalah mendidik anak-anak Purwakarta tentang kesadaran spasial, kesadaran tentang kekayaan sumber daya alam di lingkungannya.
Satuan pendidikan, membekalinya dengan berbagai keterampilan dan kecakapan untuk mengelolanya menjadi produk yang berdaya nilai dan berdaya jual.
Inisiatif ini mendidik anak-anak Purwakarta memiliki mental kewirausahaan sejak dini. Serta mengajarkan anak-anak untuk menjadi manusia yang berdaya dan memiliki pola pikir maju.
Sehingga, Mandala Karsa ini kedepan akan menjadi pusat pameran dan penjualan produk-produk hasil inovasi dan kreativitas pembelajaran, yang dikurasi secara cermat dan dibimbing sampai mendapatkan legalitas penjualan seperti PIRT dan logo halal.
Ini merupakan inovasi satu-satunya yang dimiliki sistem pendidikan di Purwakarta dan tidak ada di daerah lain. Jika produk UMKM dikenal sebagai home industri, maka produk-produk di Mandala Karsa bisa disebut sebagai produk school industri.
"Program TdBA memang tidak berorientasi pada produk. Tetapi yang perlu diketahui pembelajaran secara holistik yang berhasil bukan hanya menghasilkan pengetahuan dan kemampuan memecahkan masalah tetapi juga menghasilkan karya dan inovasi salah satunya adalah produk. Produk bisa berupa makanan, minuman, ecoprint, kerajinan tangan, buku, alat teknologi dan lain- lain," jelas Ipung.
Pendidikan abad ini seharusnya membuat anak-anak full talenta dan penuh kreativitas, penuh keterampilan. Dari mulai keterampilan berkebun, memasak, mengolah hasil kebun, membuat kreasi makanan dan minuman dan lain-lain. Ini yang telah dilakukan di negara-negara maju saat ini.
Memotivasi mereka dengan mengirimkan karyanya ke Mandala Karsa akan membuat motivasi mereka meningkat dan memiliki kebanggaan, apabila produknya dapat dipasarkan melalui Mandala Karsa.
Dinas Pendidikan sudah mengupayakan ini dengan sangat serius, dan berinvestasi mulai dari mendirikan bangunan, melengkapi fasilitas penunjang, sumber daya pegawai semua dilakukan untuk menyukseskan transformasi pendidikan di Purwakarta dari hulu ke hilir.
Di mana hulunya adalah tranfsormasi pembelajaran. Serta, hilirnya adalah ekspresi pemberdayaan kreativitas, inovasi dan kewirausahaan melalui Mandala Karsa.
Advertisement