Sukses

Meningkat, Ekonomi Digital Kalsel 2024 Capai 22 Juta Transaksi dengan Nominal Rp 2,85 Triliun

Perkembangan tersebut menjadi modal penting dalam mencapai target 55 juta pengguna QRIS dan 2,5 miliar transaksi secara nasional pada tahun 2024

Liputan6.com, Banjarmasin - Pertumbuhan perekonomian di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada keuangan digital terus menunjukkan perkembangan pesat, hal ini terefleksi dari meningkatnya jumlah pedagang (merchant). Volume maupun nominal transaksi digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di berbagai pusat kegiatan ekonomi.

“Data terkini, September 2024 menunjukkan bahwa saat ini jumlah merchant dan pengguna QRIS di wilayah Provinsi Kalsel masing-masing mencapai hampir 400 ribu merchant dan lebih dari 700 ribu pengguna,” ujar Filianingsih Hendarta Deputi Gubernur Bank Indonesia saat mengukuhkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI Kalsel), di KPw BI Kalsel jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, Rabu (2/10/2024).

Ia juga menyampaikan jika dari sisi transaksi, volume dan nominal transaksi QRIS pada tahun 2024 di wilayah Provinsi Kalsel telah mencapai 22 juta transaksi dengan nominal Rp 2,85 triliun. Perkembangan tersebut menjadi modal penting dalam mencapai target 55 juta pengguna QRIS dan 2,5 milyar transaksi secara nasional pada tahun 2024.

Pencapaian elektronifikasi di wilayah Provinsi Kalsel juga disebutkan sangat positif. Seluruh kabupaten dan kota telah mencapai tahap digital pada Semester I-2024, rerata nilai Indeks Elektronifikasi Pemerintah Daerah (IETPD) Kalsel juga telah mencapai 92,9 persen dengan nilai tertinggi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) mencapai 99,5 persen.

Berbagai potensi dan capaian tersebut, menurutnya jika dikelola dengan tepat dan baik akan menciptakan peluang dan menumbuhkan optimisme pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Kalsel yang inklusif dan berkelanjutan. Perkembangan ini juga sebagai bentuk kerja sama, sinergitas antara KPw BI Kalsel dengan Pemprov Kalsel serta sektor lainnya.

“Keberadaan BI di pusat dan daerah sebagai lembaga yang independen dari pemerintah adalah menjalankan tugas mengawal perekonomian melalui sinergi dengan Pemerintah Pusat dan daerah, kepastian pelaksanaan tugasnya perlu didukung dengan kepastian suksesi kepemimpinan, termasuk pergantian kepemimpinan yang telah terjadwal dan terencana,” imbuhnya.

Pada pengukuhan Kepala KPw BI Kalsel, Filianingsih Hendarta mengucapkan terima kasih kepada Wahyu Pratomo atas dedikasi dan kontribusi selama ini, dan sekaligus kami ucapkan selamat berkarya kepada Fadjar Majardi sebagai Kepala KPw BI Kalsel yang baru.

Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor kepada Wahyu Pratomo yang telah memimpin KPw BI Kalsel sejak bulan Desember tahun 2022. Sinergi dan harmonisasi berbagai program kerja Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia telah menjadi pilar penopang kinerja perekonomian daerah di wilayah Provinsi Kalsel.

“Kerja sama erat dalam TPID, serta pelaksanaan GNPIP telah menjadi ujung tombak pencapaian inflasi IHK Provinsi Kalsel pada triwulan II 2024 yang mencapai 2,34 persen (yoy) atau lebih rendah dari IHK triwulan I 2024 sebesar 2,58 persen (yoy),” terangnya.

Wahyu Pratomo Kepala KPw BI Kalsel digantikan oleh Fadjar Majardi, dan akan menjalani masa purna tugas. Sementara Fadjar Majardi, salah seorang pimpinan yang telah berkarir di berbagai sektor di Bank Indonesia, telah berpengalaman dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia di Kantor Perwakilan, menjabat sebagai Kepala KPw BI Provinsi Kepulauan Riau dan juga sebagai Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi daerah di KPw BI Provinsi DKI Jakarta.

“Selain itu, Fadjar sempat bertugas di area moneter dan komunikasi yang eratkaitan pelaksanaan tugasnya dengan Kantor Perwakilan, Kami yakin kemampuan dan pengalaman tersebut akan menjadi modal utama untuk dapat terus membangun sinergi dan kolaborasi yang erat dengan pemerintah daerah dan seluruh stakeholders terkait,” tutupnya.