Sukses

Lewat Gerakan Hemat Air 2-12-2, Mahasiswi UGM Raih Gelar Juara di Jepang

Mahasiswi Prodi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Caecilia Ega Sanjaya, berhasil meraih juara dalam kompetisi internasional karena ide gerakan 2-12-2.

Liputan6.com, Yogyakarta - Caecilia Ega Sanjaya mahasiswa UGM Prodi Hubungan Internasional, Fisip meraih gelar juara pada ajang yang diadakan Research Center for Nuclear Physics (RCNP), Osaka University, pada 14 September 2024 lalu. Ide Caecilia berjudul “2-12-2 Movement: Way to Save the Water”, yakni gerakan 2-12-2 yang menawarkan solusi praktis untuk menghemat air saat mandi, terutama di komunitas yang terbatas akses terhadap air bersih.

Kompetisi yang bertema "Technical Ideas on Climate Change and Sustainability" berfokus pada berbagai topik seperti energi bersih, pertanian berkelanjutan, akses air bersih, kesehatan, serta rantai pasokan bebas emisi. Caecilia mengaku mendapatkan inspirasi ini datang sejak ia masih di bangku SD.

“Saya pernah berdiskusi dengan mentor saya terkait penggunaan air saat mandi dengan gayung yang sering kali berlebihan. Kami memikirkan cara untuk mengurangi konsumsi air namun tetap menjaga kebersihan. Dari diskusi tersebut, muncul ide untuk membentuk struktur 2-12-2, yang mengatur penggunaan air secara efisien," jelas Caecilia, Selasa 8 Oktober 2024.

Caecilia menjelaskan bahwa gerakan "2-12-2" berfokus pada metode mandi hemat air, di mana air digunakan secara terukur untuk mengurangi konsumsi hingga 21 liter per sesi mandi. Jumlah ini jauh di bawah rata-rata penggunaan air normal. "Gerakan ini dapat diterapkan secara luas, terutama di wilayah dengan keterbatasan akses air bersih," paparnya.

Caecilia selama presentasi menekankan gerakan 2-12-2 dapat mengurangi biaya air rumah tangga dan menjadi solusi sederhana menjaga kebersihan pribadi. Selain itu juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. "Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga dengan cara mengurangi biaya air secara signifikan. Gerakan ini bisa diterapkan dengan mudah oleh masyarakat melalui pendidikan dan partisipasi aktif," papar Caecilia dalam presentasinya.

Sebelum mengikuti kompetisi utama, para peserta berpartisipasi dalam Hamadohri School and Climate Change Initiative Workshop 2024 yang berlangsung pada 9-13 September di Fukushima, Jepang. Workshop ini memberikan wawasan kepada sekitar 150 partisipan mengenai dampak lingkungan dan sosial dari bencana nuklir tahun 2011 di Jepang, serta pentingnya inovasi berkelanjutan dalam menghadapi perubahan iklim.

Caecilia berharap pemimpin lokal, sekolah, dan organisasi masyarakat bisa menerapkan gerakan 2-12-2. Ia juga berencana untuk memperluas gerakan ini melalui penyebaran kesadaran tentang pentingnya penghematan air, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap kekurangan air. Kemenangannya dalam kompetisi ini, tidak hanya mencerminkan prestasi akademis bagi Caecilia, tetapi juga komitmennya terhadap isu keberlanjutan dan inovasi praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.