Sukses

Srikandi-Srikandi Berlaga di Pilkada Sumsel

Ada banyak perempuan yang maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumsel, mulai dari cawagub, cabup, cawabup, cawako dan cawawako di Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - Ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Selatan (Sumsel) diramaikan dengan para perempuan di berbagai daerah, mulai dari Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel hingga Pilkada kabupaten/kota.

Maju sebagai calon bupati (cabup) perempuan, mulai dari Ratna Machmud dari Musi Rawas, Lucianty dari Musi Banyuasin, Lidyawati dari Lahat dan calon wali kota (cawako) Palembang Fitrianti Agustinda dan Cawako Prabumulih Ngisti Rahayu.

Sedangkan di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumsel ada Anita Noeringhati dan Riezky Aprilia. Di Banyuasin ada Netta Indian sebagai cawabup dan Yenni Elita Sofyan Sani sebagai cawabup Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel. Ada juga Cawabup Muara Enim Shinta Paramitha dan Lia Anggraini, serta Cawako Palembang Nandriani.

Salah satu sosok perempuan yang berkontestasi di Pilkada Sumsel adalah Lucianty, Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Sumsel dan pebisnis sukses yang maju di Pilkada Musi Banyuasin Sumsel.

Mendapatkan nomor urut 1 didampingi Syaparuddin di Pilkada Musi Banyuasin, Lucianty seolah menciptakan sejarah baru bagi keterwakilan perempuan di ranah politik di Pilkada Musi Banyuasin.

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) M. Haekal Al-Haffafah, keterlibatan perempuan dalam dunia politik sangat penting, untuk menciptakan perspektif yang lebih holistik dalam pengambilan keputusan. Terutama dalam sektor yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

"Sebagai perempuan, Lucianty memiliki naluri yang lebih empatik dan mampu memahami kebutuhan masyarakat dengan cara yang berbeda. Kepemimpinannya akan sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat Musi Banyuasin, terutama kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan," kata Haekal, Rabu (9/10/2024).

Mantan Ketua TP PKK Musi Banyuasin periode 2010-2015 tersebut, lanjut Haekal, memiliki rekam jejak dalam membina masyarakat dan menggerakkan program-program sosial.

Dia menilai, Lucianty sangat memahami peran penting keluarga dan komunitas dalam memajukan suatu daerah. Kepemimpinan perempuan sering kali dilihat sebagai lebih inklusif, mendengarkan suara-suara yang mungkin terlewat dalam sistem yang didominasi oleh laki-laki.

“Ketika perempuan terjun ke dunia politik, terutama sebagai pemimpin daerah, mereka membawa perspektif yang berbeda, lebih fokus pada isu-isu sosial yang langsung berdampak pada masyarakat, seperti pendidikan anak, kesehatan ibu dan anak, hingga pemberdayaan ekonomi rumah tangga,” katanya.

Haekan yakin, sentuhan kepemimpinan Lucianty yang menggabungkan empati dan ketegasan. Yang diharapkannya dapat menjadi angin segar dalam mempercepat pembangunan di Musi Banyuasin, khususnya bagi kaum perempuan dan anak-anak.

Terlebih, di wilayah yang selama ini didominasi oleh laki-laki dalam kepemimpinan, Lucianty dinilai menjadi simbol keberanian dan pembuktian bahwa perempuan bisa tampil sebagai pemimpin yang kompeten.

 

2 dari 2 halaman

Keterwakilan Perempuan

Haekal berkata, Pilkada Musi Banyuasin 2024 bukan hanya kontestasi politik, tetapi juga ajang bagi perempuan untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk memimpin dan berinovasi.

Keterwakilan perempuan di politik terutama di Musi Banyuasin, sangat diperlukan untuk menciptakan keseimbangan dalam perspektif kebijakan dan program-program daerah.

"Lucianty bisa menjadi inspirasi bagi perempuan-perempuan lain di Musi Banyuasin, bahwa mereka memiliki tempat dan peran penting dalam politik. Tidak hanya sebagai pendukung, tapi juga sebagai pembuat keputusan," ungkapnya.

Sebagai calon bupati perempuan pertama di Musi Banyuasin , Lucianty tak hanya membawa pengalaman sebagai pebisnis sukses tetapi juga tekad untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Kepemimpinannya yang humanis dan penuh kepekaan sosial diharapkan mampu menghadirkan solusi inovatif bagi permasalahan yang ada. Fokus pada pembangunan berkelanjutan, pendidikan, dan kesehatan menjadi prioritasnya, mencerminkan perhatian seorang ibu yang ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

“Lucianty membawa filosofi seorang ibu ke dalam politik, memperlakukan daerahnya seperti keluarganya sendiri, memberikan yang terbaik untuk pertumbuhan dan kesejahteraan bersama,” ucapnya.

Video Terkini