Sukses

Mengenal Rumah Gapura Candi Bentar, Rumah Tradisional Bali yang Penuh Filosofi

Rumah tradisional Bali biasanya dibangun dari bahan baku kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu alam, dan batu bata. Untuk atapnya, umumnya menggunakan jerami.

Liputan6.com, Yogyakarta - Rumah Gapura Candi Bentar merupakan rumah tradisional Bali yang masih kerap ditemukan di Bali dan sekitarnya. Selain sebagai tempat wisata, rumah tradisional itu juga menjadi bagian dari komunitas modern Bali.

Rumah tradisional Bali biasanya dibangun dari bahan baku kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu alam, dan batu bata. Untuk atapnya, umumnya menggunakan jerami.

Memiliki bangunan arsitektur yang megah, Rumah Gapura Candi Bentar memiliki filosofi tersendiri. Mengutip dari indonesia.travel, masyarakat Bali menyebut kekayaan filosofi itu sebagai Asta Kosala Kosali.

Asta Kosala Kosali merupakan filosofi bangunan dan pengaturan tanah yang dikemas dalam konsep agama. Filosofi ini mencakup detail tentang desain arsitektur, teknik konstruksi, pemilihan material, hierarki ruang, dan ritual khusus yang digunakan dalam tradisi Hindu terkait dengan pendirian tempat suci.

Rumah Gapura Candi Bentar menggabungkan filosofi Asta Kosala Kosali yang biasanya terdiri dari beberapa area atau bagian. Apa saja?

1. Aling-aling

Aling-aling yang merupakan bagian dari pintu masuk rumah tradisional Bali. Bagian ini berfungsi sebagai penghalang dan pengalih perhatian, sehingga orang-orang dari luar tidak dapat melihat langsung ke area rumah.

Filosofi lain dari aling-aling adalah mencegah aura negatif masuk ke dalam rumah. Masyarakat setempat masih mempercayai hal tersebut.

2. Angkul-angkul

Selanjutnya ada angkul-angkul merupakan pintu masuk ke area rumah. Bagian ini biasanya berbentuk seperti gerbang besar yang memiliki atap

 

2 dari 3 halaman

Bale Dauh

3. Bale Dauh

Selanjutnya, ada bale dauh. Bagian ini merupakan kamar rumah tradisional yang dirancang khusus untuk anak laki-laki atau bujangan laki-laki.

Namun, bale dauh juga bisa berfungsi sebagai tempat pertemuan dan mengatur kegiatan sehari-hari. Beberapa kegiatan yang biasanya dibahas adalah menenun, mengukir, melukis, dan memahat.  

4. Bale Gede

Bale gede juga disebut sebagai bale dangin. Bangunan ini merupakan bagian rumah tradisional Bali yang berfungsi sebagai lokasi upacara tradisional.

Umumnya, bale gede memiliki 12 tiang. Pada sisi kiri dan kanannya terdapat ruangan.

5. Bale Manten

Selanjutnya ada bale manten yang juga disebut sebagai bale daja. Bale manten adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat tidur untuk kepala keluarga.

Selain untuk kepala keluarga, ruangan ini juga kerap digunakan sebagai tempat tidur untuk gadis yang belum menikah. Bale manten berbentuk persegi panjang. Letaknya berada di utara bangunan utama.

Dalam bangunan ini terdapat dua ruangan, yakni bale kanan dan bale kiri. Keberadaan bale manten dalam rumah tradisional Bali melambangkan harapan keluarga untuk gadis-gadis perawan, sehingga kesucian mereka akan selalu dilindungi.

 

3 dari 3 halaman

Jineng

6. Jineng

Kemudian ada juga jineng atau klumpu yang umumnya struktur bangunannya dibangun dari bahan kayu. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan untuk biji-bijian yang telah dikeringkan.

Posisi jineng dibangun lebih tinggi dari area lainnya. Keunikan lainnya terdapat pada bentuknya yang terlihat seperti gua dengan atap dari jerami kering. Namun saat ini, jineng sudah jarang ditemukan.

7. Pawaregen (Pawon)

Pawaregen atau pawon adalah bagian dari rumah tradisional Bali. Sesuai namanya, ruangan ini berfungsi sebagai dapur.

Ukurannya sedang dan terletak di barat laut atau selatan rumah utama. Terdapat dua area di pawaregen, yaitu area memasak dan penyimpanan peralatan dapur.

8. Sanggah (Kuil Keluarga)

Sanggah merupakan bangunan suci yang biasanya terletak di sebelah ujung timur laut rumah. Sanggah berfungsi sebagai tempat ibadah untuk keluarga besar Hindu.

 

Penulis: Resla