Liputan6.com, Ngawi - Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim), menjadi daerah penghasil beras terbesar se-Indonesia, sejak tahun 2021-2023.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, produksi gabah kering giling (GKG) di Ngawi mencapai 771.251 ton, dengan luasan area panen padi sekitar 124.923 hektare (ha).
Jumlah ini naik 2,03 persen atau setara 15,31 ribu ton dibandingkan produksi pada tahun 2022 yang sebesar 755.939 ton GKG.
Advertisement
Baca Juga
Jika produksi GKG di Ngawi ini dikonversikan menjadi beras, maka jumlahnya mencapai 445.397 ton.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Supardi.
“Produksi gabah dan beras kita masih tertinggi di Indonesia, padahal luas area panen padi pada 2023 mengalami penurunan sebanyak 2,85 persen dari tahun sebelumnya,” kata Supardi.
Jumlah Luasan Lahan Padi
Disebutkan, luas area panen padi pada 2022 mencapai 128.586 hektare. Sementara, pada 2023, arenya menurun jadi sekitar 124.923 hektare.
“Meski luasan panen sedikit menurun, produksi padi tetap mengalami peningkatan,” tuturnya.
Di sisi lain, berdasarkan data dalam Sistem Informasi Pengumpulan Data Pangan Strategis (SI-PDPS), pada 2022 luasan panen padi di Ngawi 138.401 hektare, dengan produksi 882.107 ton GKG atau setara 509.417 ton beras.
Selanjutnya, pada 2023 luasan panen padi di Ngawi 138.549 hektare, dengan produksi 891.304 ton GKG atau setara 514.728 ton beras.
Penghargaan dari Kementan pada peringatan HUT Kemerdekaan ke-79 RI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten (DKPP) meraih penghargaan Peringkat 1 Indeks Pertanaman Padi (IPP) Tertinggi Tahun 2023 Tingkat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Advertisement
Pernyataan Bupati Ony Anwar Harsono
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, kepada Kepala DKPP, Supardi, pada saat upacara peringatan HUT Kemerdekaan ke-79 RI di Kementerian Pertanian (Kementan).
“Kita termasuk surplus produksi padi, hasil dari produksi ini hanya 20 persen untuk konsumsi warga Ngawi, selebihnya bisa keluar untuk Jawa Timur dan nasional secara umum. Jadi, bisa dibilang Ngawi menjadi penyangga ketahanan pangan,” katanya.
Berdasarkan data BPS, pada 2023 IPP Kabupaten Ngawi berada di angka 2,5 poin. Sementara, data pada SI-PDPS IPP Ngawi 2024 adalah 2,84 poin.
Bupati Ngawi periode 2021-2025, Ony Anwar Harsono, mengatakan peran serta petani untuk meningkatkan produksi gabah signifikan, terlebih sejak menerapkan program Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) sejak 2021. Program ini mengurangi pemakaian pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik.
"Saat pupuk sulit didapat, petani Ngawi punya alternatif pupuk organik dan tidak ketergantungan pada pupuk kimia," papar Ony.
Ony menambahkan bahwa Kementerian Pertanian yang memberikan target tanam padi organik seribu hektar pada 2024, namun Pemkab Ngawi sudah melebihi target.
"Target Kementan tanam padi oganik 1.000 hektare hingga akhir tahun 2024, kami dan para petani di Ngawi sudah mencapai 1.700 hektar," tandas Ony, yang kembali maju pada Pilkada 2024 ini.
Penulis: Nugroho Purbo