Liputan6.com, Sukabumi - Nasib malang dialami Ha (36) dan Sam (32) kakak beradik asal Kampung Bendungan Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi. Keduanya terpaksa dikurung dalam kandang kambing oleh pihak keluarga, karena kerap mengamuk dan membahayakan orang sekitarnya.
Kedua kakak beradik yang diduga mengalami gangguan kejiwaan atau odgj ini dikurung dan dipasung di dalam sebuah kandang kambing yang berada di belakang rumah. Tak jarang, Ha dan Sam mengamuk hingga menyakiti keluarganya sendiri.
Sati, kakak korban menceritakan, kondisi itu dialami adiknya sejak 5 tahun lalu sepulang merantau bekerja dari luar negeri.
Advertisement
“Adik, ada lima tahun dulunya ke Malaysia yang pertama kakaknya, satu lagi menyusul di belakang (adik) gak sehatnya. Nggak cerita, kenapanya, makanya dikurung,” ujar Sati saat ditemui pada Kamis (17/10/2024).
Kondisi kakak beradik yang sering mengamuk bahkan sempat membakar rumahnya sendiri ini membuat keduanya terpaksa dipasung dan dikurung di dalam bekas kandang ternak.
“Ada rumah dulu disini abis dibakar, makanya dikurung, kasihan sama ibu, sama bapak kasihan makanya dikurung itu. Berobat? Belum, dia itu habis sholat dia ditonjok sama kakaknya itu, si ibu sama bapak juga makanya dikurung,” ungkapnya.
Evakuasi Menuju Rumah Sakit Jiwa Berlangsung Dramatis
Pemerintah kecamatan yang berkoordinasi dengan puskesmas, TNI dan Polri akhirnya mengevakuasi kedua kakak beradik dengan gangguan kejiwaan (odgj) ini untuk mendapat pengobatan di rumah sakit jiwa Marzuki Mahdi, Kota Bogor. Proses evakuasi pun berlangsung dramatis, Ha dan Sam sempat menolak dipindahkan dari dalam kandang.
“Jadi pada saat tadi diperiksa itu yang Syamsudin sama Hamdan ini dua-duanya cenderung diam. Cuma memang pada saat tadi diperiksa juga yang satunya lebih atraktif ya jadi kaku si kaki sama tangannya,” kata dr Sudira, selaku Kepala Puskesmas Pabuaran, Sukabumi.
Kondisi ruang kandang kambing yang sempit seluas 6x1 meter membuat kakak beradik ini sempat kesulitan berjalan saat dievakuasi, hingga terpaksa digendong menuju ambulance.
“Tapi memang dua duanya tidak membahayakan lebih cenderung ke diam jadi pada saat kita mandikan kita ganti bajunya dan dikasih obat, lebih tenang lagi dan tidak ada permasalahan,” jelasnya.
Informasi yang diterima pihak puskesmas dari keluarga korban, keduanya sempat menjalani pengobatan. Namun, karena tak rutin mengkonsumsi obat, menimbulkan perilaku agresif dari korban.
“Ini cenderung untuk yang dua duanya ini bila memang dia obatnya tidak dimakan dia cenderung lebih agresif karena memang dari gejala psikologi, tetapi kalau dia rutin minum obat cenderung lebih tenang tidak agresif,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Pabuaran, Ihsan Mukhlisin mengatakan, kondisi kejiwaan kedua korban yang kian mengkhawatirkan membuat mereka terpaksa mengisolasi kakak beradik itu ke dalam bekas kandang belakang rumah. Pihaknya memastikan, pembiayaan pengobatan ditanggung oleh pemerintah.
“Atas kondisi itu tentunya kita menindaklanjuti agar memang segera kita rujuk ke Rumah Sakit Marzuki Mahdi. Biaya pengobatan tentunya ditanggung oleh pemerintah kita sudah berkoordinasi dengan pihak terkait,” ujar Ihsan.
Advertisement