Sukses

Berkebun di Kota Ala Emak-Emak Verina

Memanfaatkan lahan-lahan kosong, Kelompok Wanita Tani memberi inspirasi dengan berkebun riang gembira.

Liputan6.com, Tangsel -- Berkebun adalah kegiatan penting dan bermanfaat. Selain membuahkan hasil yang bisa dikonsumsi, aktivitas berkebun juga menyehatkan fisik dan mental.

Namun bagi masyarakat perkotaan, berkebun menjadi kegiatan yang mewah. Selain keterbatasan lahan, kesibukan urban juga kian menyulitkan aksi bercocok tanam ini.

Meski demikian, inisiatif urban farming terus tumbuh seiring peningkatan kesadaran. Sebagian warga perkotaan berusaha keras menyasati segenap keterbatasan tersebut.

Salah satunya seperti yang dilakukan emak-emak pegiat kebun yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kawasan Graha Raya, Tangerang Selatan, Banten. Mereka merintis aksi berkebun mulai dari komplek tempat tinggal di Cluster Verina.

Para pegiat KWT memanfaatkan lahan-lahan kosong yang terselip di antara bangunan. Lahan itu diolah dan menjadi area tumbuh beragam tanaman. "Ada jagung, sawi, kangkung, terong, cabai, dan lain-lain," kata Fanny Waldhany, salah satu pegiat KWT.

Bergerak mulai September 2024, para ibu bersama-sama menanam dan merawat tanaman. Ada jadwal piket setiap pagi dan sore untuk menyiram tanaman dan memberi pakan lele secara bergantian. Memang ada kolam lele dan kandang ayam juga di kebun.

Gerakan ini merupakan kampanye nyata untuk lebih peduli lingkungan, membangun kekompakan dan kerukunan antar warga, juga upaya menambah pilihan bahan asupan sehat.

"Kegiatan berkebun juga memfasilitasi warga yang mempunyai hobi bercocok tanam, berkebun organik, berternak ayam dan lele," Fanny menambahkan.

Aksi berkebun Kelompok Wanita Tani di Tangsel, Banten

Aksi berkebun juga sebagai bahan edukasi untuk anak-anak. "Kami emak-emak pengen menumbuhkan rasa cinta menanam pada anak-anak," kata Susana Tri Septiani, pegiat lainnya. 

Setiap warga berhak untuk ikut dalam kegiatan ini dengan menjadi anggota KWT Verina. Syaratnya berkomitmen ikut menanam dan merawat tanaman.

"Harapannya bisa menjadikan KWT Verina menjadi kegiatan yang baik, bisa jadi contoh secara luas," kata pegiat lain Vifien Fitrianti.

Meski luasan lahan dan cakupan aksinya masih terbatas, tapi semangatnya besar, untuk inspirasi lingkungan alam dan sosial yang lebih baik. Emak-emak itu mengusung semangat 'menyalakan lilin, tak hanya mengutuk gelap'.