Liputan6.com, Jakarta - Museum Batik Pekalongan menjadi salah satu destinasi wisata budaya populre di Jawa Tengah. Muesum ini diresmikan pada 12 Juli 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai upaya melestarikan warisan budaya batik Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.
Museum ini menempati bangunan bersejarah yang sebelumnya merupakan kantor Balai Kota Pekalongan, sehingga memiliki arsitektur kolonial yang menambah daya tarik bagi para pengunjung.
Dirangkum dari berbagai sumber, Museum Batik Pekalongan berawal dari terbentuknya komunitas dengan nama Paguyuban Pecinta Baik Pekalongan (PPBP) yang digagas oleh masyarakat dan perajin Batik Pekalongan pada tahun 1972.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian pada tanggal 29 Desember 2005 diadakan pertemuan forum bisnis Orang Pekalongan (OPEK) yang membahas tawaran Kota Pekalongan sebagai lokasi peringatan hari Koperasi Tingkat Nasional ke-59.
Koleksi yang dimiliki Museum Batik Pekalongan sangat beragam, mulai dari batik tulis hingga batik cap, dengan motif yang mencerminkan kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Madura, hingga Sumatera.
Motif-motif tersebut mencerminkan keunikan dan ciri khas masing-masing daerah, baik dari segi warna, pola, maupun teknik pembuatannya. Selain itu, museum ini juga memiliki koleksi batik klasik yang langka dan bernilai sejarah tinggi, sehingga pengunjung dapat melihat perkembangan batik dari masa ke masa.
Selain menjadi tempat pameran koleksi batik, Museum Batik Pekalongan juga aktif mengadakan berbagai kegiatan edukasi dan pelatihan terkait batik. Ada berbagai workshop yang ditawarkan, seperti pelatihan membuat batik tulis dan batik cap, pewarnaan alami, hingga pengenalan motif-motif khas batik Nusantara.
Penggerak Ekonomi Lokal
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kecintaan dan pemahaman yang lebih dalam tentang batik, terutama kepada generasi muda, sehingga warisan budaya ini dapat terus dilestarikan dan dikenal di seluruh dunia. Keberadaan Museum Batik Pekalongan juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
Kota Pekalongan dikenal sebagai salah satu sentra industri batik di Indonesia, dan museum ini berperan sebagai magnet wisata yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini berdampak pada peningkatan usaha-usaha kecil di sekitar museum, seperti pengrajin batik, toko oleh-oleh, hingga restoran.
Dengan demikian, Museum Batik Pekalongan tidak hanya menjadi tempat untuk belajar dan mengapresiasi seni batik, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Â
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement