Liputan6.com, Banjarnegara - Kawah Sikidang di Dataran Tinggi Dieng menjadi bukti dahsyatnya letusan Gunung Prahu Tua. Meski telah terjadi berabad-abad lalu, aktivitas vulkanis di kawasan ini masih tetap terjadi.
Kawah Sikidang berlokasi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Mengutip dari indonesiakaya.com, jika dibandingkan dengan kawah lainnya, Kawah Sikidang memiliki keunikan berupa kawah utama yang dapat berpindah-pindah.
Saat memasuki kawasan kawah, wisatawan akan melihat beberapa lubang besar. Lubang-lubang tersebut akan mengeluarkan asap yang tidak terlalu tebal.
Advertisement
Baca Juga
Menurut pihak pengelola, lubang-lubang besar tersebut merupakan kawah utama di masa lalu. Saat ini, kawah utama berada agak jauh dari pintu masuk.
Jika ingin ke kawah utama, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 1 kilometer dari pintu masuk. Pengunjung harus melalui jalan menanjak untuk sampai ke sana.
Kawah utama ini juga masih dikelilingi bebeapa kawah kecil di sekelilingnya. Diperkirakan, kawah-mawah kecil tersebut suatu saat akan menjadi kawah utama untuk menggantikan kawah utama saat ini.
Â
Berpindah-pindah
Kondisi kawah utama yang berpindah-pindah akhirnya membuat kawasan ini diberi nama sikidang. Nama tersebut berasal dari nama hewan kidang (kijang) yang memiliki sifat senang melompat ke sana-ke mari.
Versi lain mengatakan, asal-usul nama sikidang tertulis dalam cerita rakyat. Konon, legenda masa lalu mengatakan bahwa di sekitar kawasan ini hidup seorang gadis bernama Shinta Dewi.
Kecantikan Shinta Dewi tersebar ke penjuru daerah. Banyak pemuda yang berniat menikahinya.
Sayangnya, tidak ada yang berhasil meminang Shinta Dewi karena ia meminta mas kawin dalam jumlah besar. Hingga akhirnya, desas-desus kecantikan Shinta Dewi pun terdengar oleh seorang pangeran kaya raya bernama Kidang Garungan.
Kidang Garungan memiliki tubuh manusia dengan kepala kijang. Pangeran Kidang kemudian mengutus pengawal untuk menyampaikan lamarannya kepada Shinta Dewi dengan iming-iming mas kawin yang sangat banyak.
Penawaran itu pun diterima oleh Shinta Dewi. Ia berpikir bahwa seorang pangeran yang kaya pasti juga berwajah tampan.
Namun, Shinta Dewi terkejut ketika melihat wujud Pangeran Kidang. Ia bingung karena telah mengiyakan lamaran sang pangeran.
Shinta Dewi kemudian mencari akal untuk membatalkan lamaran. Ia meminta Pangeran Kidang agar dibuatkan sebuah sumur yang besar karena masyarakat sekitar kesulitan mendapatkan air.
Sumur tersebut harus dibuat sendiri oleh sang pangeran hanya dalam waktu satu hari. Tak disangka, pangeran pun menyanggupi permintaan tersebut.
Â
Advertisement
Menggali Tanah
Pangeran Kidang kemudian menggali tanah menggunakan tangan dan terkadang tanduknya. Melihat itu, Shinta Dewi kembali khawatir kalau-kalau sang pangeran berhasil menyelesaikan permintaannya.
Karena kalut, Shinta Dewi meminta masyarakat menimbun sumur yang sedang digali sang pangeran. Padahal, sang pangeran masih berada di dasar sumur.
Karena banyaknya orang yang menimbun sumur itu, Pangeran Kidang akhirnya terkubur hidup-hidup. Amarahnya tak tertahan, hingga mampu membentuk Kawah Sikidang.
Saat ini, Kawah Sikidang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Dataran Tinggi Dieng. Pengunjung sebaiknya tidak terlalu dekat dengan kawah mengingat suhu di permukaan kawah utama mencapai 80-90 derajat celcius. Pengunjung juga disarankan membawa masker untuk melindungi diri dari bau belerang yang pekat.
Â
Penulis: Resla