Sukses

Heboh Densus 88 Tangkap Tukang Ojek Diduga Teroris di Kudus

Tak hanya di Kudus, di hari yang sama tim Densus 88 Antiteror Polri juga menangkap dua terduga teroris lainnya di dua wilayah di Jawa Tengah. Kedua teroris itu ditangkap di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dan Kota Solo

Liputan6.com, Kudus - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri untuk kesekian kalinya kembali mengobok-obok wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Dari informasi yang diterima Liputan6.com, kali ini tim Densus 88 meringkus BI (36) seorang terduga teroris pada Senin dinihari (4/11/2024) sekitar pukul 00.05 WIB.

Terduga teroris yang berprofesi sebagai tukang ojek ini, diringkus saat melintas di Jalan Lingkar Utara Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kudus. Tim Densus 88 Mabes Polri membawa terduga teroris menuju ke Polsek Gebog Polres Kudus.

Di Mapolsek Gebog, Tim Densus berkoordinasi dengan Kasat Reskrim Polres Kudus dan Kapolsek Gebog. Selanjutnya pada pukul 09.20 WIB, Tim Densus 88 didampingi Kasat Reskrim, anggota Inafis dan Bhabinkamtibmas Desa Gribig melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris.

Aparat gabungan tersebut mendatangi rumah terduga yang tinggal di Desa Gribig RT 05 RW 1 Kecamatan Gebog Kudus. Penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti kejahatan teroris ini, Tim Densus melibatkan pihak desa dan instansi terkait.

Usai menggeledah rumah terduga, Densus Mabes Polri menuju Polda Jateng dengan membawa terduga untuk dimintai keterangan.

Penangkapan terduga teroris tidak hanya di Kudus saja. Pada hari yang sama, Tim Densus 88 Antiteror Polri juga menangkap dua terduga teroris lainnya di dua wilayah di Jawa Tengah. Kedua teroris itu ditangkap di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dan Kota Solo.

Untuk penangkapan di Kabupaten Demak, terjadi di kawasan perumahan di daerah Kebonbatur, Kecamatan Mranggen dengan terduga berinisial A. Saat dilakukan penggeledahan oleh petugas, ditemukan bendera berlambang ISIS.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Penangkapan Terduga Teroris Bikin Heboh

Sementara itu, penangkapan Bahrul Irfan sebagai terduga teroris ini sempat membuat heboh warga di Jalan Al-Baqoroh Desa Gribig RT 5 RW 1 Kecamatan Gebog Kudus.

Para warga di kampung tersebut juga dibuat kaget dengan kedatangan sejumlah Tim Densus 88 yang melakukan penggeledahan di kediaman terduga teroris.

Sekertaris Desa (Sekdes) Gribig, Kamal, membenarkan adanya penangkapan salah satu warganya yang terduga jaringan teroris tersebut. Penangkapan terduga dilakukan persis di depan rumah Kamal.

“Saat penangkapan tadi ada Ketua RT, RW dan Perangkat Desa Gribig. Tadi saya juga hadir di lokasi, namun tidak boleh melihat proses penangkapan,” ujar Kamal saat dikonfirmasi di Kantor Balai Desa Gribig.

Kamal mengaku bahwa laki-laki bernama Bahrul Irfan berusia 35 tahun itu, sebenarnya adalah warga pindahan dari Desa Barongan Kudus. Pekerjaan terduga setiap harinya adalah sebagai tukang ojek.

“Saya sebenarnya tidak tahu masalahnya. Saya juga tidak menduga ada warga kami yang seperti itu (terduga teroris)” terang Kamal.

Kamal menyebut bahwa Bahrul baru dua tahun belakang ini pindah ke Desa Gribig. Sebelumnya, ia diketahui merupakan warga Desa Barongan Rt 2 Rw 3, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

 

3 dari 3 halaman

Kesaksian Tetangga Terkait Sosok BI

Di sisi lain, Selamet, salah seorang tetangga terduga teroris juga mengaku tidak mengetahui adanya penangkapan yang dilakukan Tim Densus 88 Mabes Polri.

Sebab saat dilakukan penangkapan terhadap terduga yang rumahnya berada persis di depan rumahnya, Slamet sedang bekerja.

Selamet menyebut bahwa terduga teroris tersebut dalam kesehariannya kepada warga lain sangat tertutup dan jarang berinteraksi.

“Orangnya kelihatannya baik. Namun kalau ada acara tahlilan juga tidak pernah ikut dan juga tidak pernah beribadah di musala dan masjid di kampung kami,” tutur Selamet didampingi istrinya.

Selamet menambahkan, terduga teroris tersebut juga tidak pernah berinteraksi sosial kepada warga dikampungnya.

“Pekerjaannya (Bahrul Irfan) itu ngojek di Terminal Bakalankrapyak. Dan kalau malam sering ngopi di warung saya, tapi ya gitu hanya bicara secukupnya saja,” tukas Selamet.

Bahkan saat warga mengajak datang ke pengajian dan tahlilan, kata Selamet, pelaku malah menyebut bahwa kegiatan tersebut adalah musyrik.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic membenarkan penangkapan salah seorang terduga teroris. Namun demikian, Ronni mengaku tidak berwenang memberikan informasi lebih lanjut.

“Silahkan langsung konfirmasi lebih lanjut ke Divisi Humas Mabes Polri saja,” tukasnya singkat melalui Whatsapp.

(Arief Pramono)